Itera-PT KAI Kembangkan Teknologi Pendeteksi Kerusakan Rel KA
KERJA SAMA: Institut Teknologi Sumatera (Itera) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) menjalin kerja sama strategis untuk mengembangkan teknologi pendeteksi kerusakan rel kereta.--FOTO HUMAS ITERA
Sistem ini, kata Eko, juga dinilai dapat memberikan hasil yang konsisten dan dapat direproduksi tanpa dipengaruhi oleh kelelahan atau subjektivitas yang sering terjadi dalam inspeksi manual. ''Ini meningkatkan keandalan deteksi cacat dan mengurangi risiko kesalahan manusia," katanya.
Selain itu, kata Eko, kelebihan pemanfaatan teknologi CNN mampu mendeteksi cacat yang sangat kecil dan tidak terlihat pada pandangan pertama. "Ini memungkinkan identifikasi masalah potensial sebelum berkembang menjadi masalah besar yang dapat membahayakan keselamatan dan kinerja kereta," jelasnya.
Kelebihan lainnya, kata Eko, adalah pengurangan biaya operasional, kemampuan adaptasi dan pembelajaran, serta teknologi image recognition berbasis CNN dapat diintegrasikan dengan sistem monitoring dan kontrol lainnya. ’’Dengan deteksi cacat permukaan rel yang lebih cepat dan akurat membantu dalam mencegah kecelakaan dan kerusakan yang dapat mengancam keselamatan perjalanan kereta api. Ini mendukung sistem perkeretaapian yang lebih aman dan dapat diandalkan," ungkapnya.
Dengan demikian, kata Eko, penggunaan CNN untuk rekognisi cacat permukaan rel menawarkan solusi yang canggih dan efektif untuk meningkatkan kualitas serta keselamatan sistem perkeretaapian.
Selain dilaksanakan oleh tim dosen, kata Eko, kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa Itera yang akan turut berperan dalam pelaksanaan proyek melalui berbagai tugas praktikum dan penelitian. ''Inisiatif ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis mahasiswa. Tapi, juga memberikan kontribusi nyata terhadap industri perkeretaapian di Indonesia. Kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan solusi inovatif yang dapat mendukung PT KAI dalam memastikan keselamatan dan keandalan jalur kereta api di seluruh negeri," ungkapnya. (rls)