BSU 35 Diharapkan Dapat Digunakan Secara Luas

ENERGI TERBARUKAN: Unila melakukan uji coba bahan bakar dari kelapa sawit. --FOTO HUMAS UNILA

BANDARLAMPUNG - Universitas Lampung (Unila) melakukan uji coba bahan bakar dari kelapa sawit di pelataran gedung Kimia Unila, Selasa (3/9). Inovasi energi terbarukan ini merupakan hasil kerja sama antara Tim Katalis Bertunas Unila, Jurusan Kimia Unila, dan Agro Investama Group.

Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., I.P.M., ASEAN.Eng. menyambut baik hasil uji coba ini dan berharap inovasi energi terbarukan Bensin Sawit Unila (BSU) dapat dikembangkan lebih lanjut. 

’’Saya sangat bangga dengan hasil kerja tim penelitian dan berterima kasih kepada Agro Investama atas dukungannya. Kami berharap BSU dapat digunakan secara luas. Dimulai dari lingkungan Unila hingga masyarakat umum di Provinsi Lampung," kata Prof. Lusmeilia.

Ketua Tim Peneliti Tim Katalis Bertunas Unila Prof. Wasinton Simanjuntak menjelaskan, fokus utama penelitian ini adalah pengembangan katalis bertunas untuk menghasilkan biohidrokarbon yang kemudian dapat diubah menjadi biogasolin, bioavtur untuk pesawat terbang, dan biodiesel. 

"Minyak sawit diolah dan dipecah dengan bantuan katalis untuk menghasilkan biogasolin," kata Prof. Wasinton.

Penelitian ini, kata Prof. Wasinton, melahirkan produk bernama BSU 35 yang merupakan inovasi dalam pengembangan energi baru terbarukan berbasis kelapa sawit. 

’’Inisiatif ini muncul dari kesadaran akan keterbatasan bahan bakar fosil dan bertujuan menciptakan alternatif bahan bakar berkelanjutan. Keputusan untuk menggunakan minyak sawit didorong ketersediaan kelapa sawit yang melimpah di Provinsi Lampung," jelas Prof. Wasinton.

Semenatara President Director of Agro Investama Group Petrus Tjandra menjelaskan, biogasolin ini dicampurkan dengan bensin Pertamax dalam rasio 35 persen BSU dan 65 persen Pertamax. 

’’Hasil campuran tersebut diuji coba pada kendaraan motor dan menunjukkan hasil positif. Di mana, mesin motor menyala dan dapat digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Tentunya ramah lingkungan,’’ ungkap Petrus Tjandra. (rls)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan