Tantangan Kandidat Pilkada Tanggamus, Mencari Kualitas di Balik Popularitas

--

BANDAR LAMPUNG, RADAR LAMPUNG - Dalam arena politik, popularitas tidak selalu menjamin keterpilihan. Namun, sering kali dianggap sebagai faktor kunci menuju kemenangan. Popularitas selalu menjadi modal utama yang bisa memengaruhi hasil akhir. 

Fenomena ini lumrah terlihat di  masyarakat yang cenderung lebih menilai apa yang terlihat daripada kualitas sebenarnya. Popularitas bisa menjadi alat yang sangat efektif, bahkan untuk kandidat yang belum memiliki pengalaman dalam birokrasi atau kepemimpinan wilayah. 

Dalam banyak kasus, masyarakat lebih memperhatikan profil publik figur yang dikenal luas, meskipun rekam jejak dan pengalaman mereka mungkin kurang dibandingkan dengan kandidat lain yang lebih berpengalaman tetapi kurang dikenal.

Soal pengenalan di kontestasi Pilkada Tanggamus 2024 , data terbaru dari Litbang RLMG, dari tiga kandidat yang bersaing, M. Saleh Asnawi memimpin dalam hal popularitas dengan angka mencolok sebesar 77,35%. 

Di belakangnya, Dewi Handajani, petahana Bupati Tanggamus, mengumpulkan dukungan sebesar 70,07%. Sementara itu, Samsul Hadi, mantan Wakil Bupati, memperoleh 35,23% popularitas.

Hanya 1,19% pemilih yang tidak mengenal ketiga kandidat utama ini, menandakan bahwa hampir semua pemilih memiliki informasi dasar tentang calon-calon tersebut. 

Namun, ada 20,66% pemilih yang memilih nama tokoh lain, menunjukkan adanya potensi atau keinginan untuk alternatif di luar calon-calon yang ada.

Meskipun popularitas adalah modal besar dalam kontestasi politik, terutama di wilayah di mana pengenalan publik sangat penting, ia tidak selalu menjadi jaminan kemenangan. 

Pengalaman, rekam jejak, dan kualitas kandidat tetap memegang peranan penting, dan pemilih sering kali menghadapi dilema antara memilih nama yang dikenal luas atau calon dengan pengalaman yang lebih solid. 

Dalam Pilkada Tanggamus 2024, dinamika ini akan terus memainkan peran penting dalam menentukan hasil akhir. (*)

 

Tag
Share