33% Suara Mengambang, 4 Kandidat Sengit!
--
BANDAR LAMPUNG, RADAR LAMPUNG – Pilkada Pringsewu jadi salah satu arena pertarungan politik tersengit di Lampung. Dari empat tokoh yang berkontestasi, Adi Erlansyah, Fauzi, Ririn Kuswantari, dan Taufiqurrohim, tidak satu pun kandidat yang mampu meraih mayoritas mutlak.
Kondisi ini memaksa setiap calon berjuang habis-habisan, menarik simpati pemilih yang belum menetapkan arah pilihannya.
Pemicunya, hampir sepertiga dari pemilih, atau sekitar 33,82%, masih belum memutuskan arah suara mereka, ditambah dengan 0,40% pemilih yang belum memberikan jawaban.
Tingginya massa mengambang di Pringsewu ini menciptakan peluang sekaligus ancaman bagi setiap calon, memaksa mereka untuk berjuang keras dalam merebut kontrol pemilih yang masih ragu.
Dari survei Departemen Riset Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Radar Lampung Media Grup (RLMG) dan Disway Research and Develepoment (DRD) Jakarta, empat nama ini masing-masing menunjukkan performa yang belum sepenuhnya menggembirakan.
Adi Erlansyah, sebagai salah satu pesaing utama, saat ini memimpin dengan raihan dukungan 24,14%. Namun, keunggulannya tidaklah mutlak dan bukan jaminan kemenangan.
Fauzi, meskipun berada di posisi kedua dengan 19,23%, menunjukkan performa yang tidak kalah kuat.
Di belakang mereka, Ririn Kuswantari dengan dukungan 15,38% dan Taufiqurrohim yang mendapat 7,03% turut memperkeruh persaingan, karena selisih suara di antara mereka masih sangat rapat.
Total dukungan untuk keempat calon bupati ini masih kalah dibandingkan Jumlah responden yang belum memutuskan pilihan mereka (33,82%) dan yang tidak mencantumkan pilihan 0,40%.
Dengan kata lain, ada 34,22% jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan dukungan untuk masing-masing calon bupati. Fakta ini menggarisbawahi betapa signifikan pengaruh massa mengambang terhadap jalannya Pilkada.
Setiap persen suara memiliki makna krusial dalam konteks ini. Angka-angka tersebut menggambarkan betapa tipisnya batas antara keberhasilan dan kegagalan dalam kontestasi ini.
Bahkan, posisi terendah dalam jajak pendapat tidak menutup kemungkinan untuk bergerak maju dan menggeser perolehan suara calon-calon lain.
Ini adalah situasi yang mengundang ketegangan dan dinamika yang tak terduga, di mana setiap langkah strategis yang diambil, setiap keputusan yang dibuat para calon dan tim kampanye mereka, akan sangat menentukan arah hasil Pilkada Pringsewu.
Di satu sisi, para calon harus berstrategi dengan cermat untuk menarik perhatian pemilih yang masih ragu-ragu. Di sisi lain, mereka juga harus mengelola sumber daya dan waktu mereka secara efektif, agar tidak terjebak dalam jebakan persaingan yang sangat ketat ini.