Tim Pengabdian Unila Bentuk Desa Pancasila di Kabupaten Lampung Selatan
Suasana Tim Pengabdian Unila membentuk Desa Pancasila di Kabupaten Lampung Selatan. -FOTO TIM PENGABDIAN UNILA -
Lalu, Kecamatan Merbaumataram (1,87 persen ), Kecamatan Rajabasa (1,75 persen) dan Kecamatan Bakauheni (1,63 persen).
Sedangkan Kecamatan Waypanji merupakan kecamatan dengan laju pertumbuhan terkecil yaitu sebesar 1 persen per tahun.
Sebagaimana yang tertuang dalam Misi 5 Bupati dan Wakil Bupati Lamsel periode tahun 2021 sampai dengan 2026, adalah: “Mewujudkan Desa Mandiri sebagai Titik Berat Pembangunan Berbasis Kemasyarakatan dan Potensi Lokal yang Berlandaskan Pemberdayaan Masyarakat, Kemitraan, Gotong Royong dan Bhinneka Tunggal Ika”.
BACA JUGA:Pj. Gubernur Lampung Samsudin Promosikan PKK Agropark
Pancasila sebagai ideologi negara menghadapi tantangan atau perdebatan secara internal maupun eksternal.
Dari sisi internal, masih terdapat titik-titik perdebatan mengenai relasi dan praksis hubungan agama dan negara. Sementara itu dari sisi eksternal, Pancasila menghadapi tantangan masuknya ideologi-ideologi luar yang kurang sesuai dengan ideologi Pancasila.
Pancasila merupakan ideologi dasar bagi negara Indonesia dan untuk menjadi warga negara yang baik (good citizen) di Indonesia harus sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Hal inilah yang mendasari betapa pentingnya Pancasila sebagai acuan ataupun pedoman tentang bagaimana berperilaku menjadi warga negara yang baik (good citizen) di Indonesia.
BACA JUGA:52,20% Warga Nilai Kinerja Bupati Musa Ahmad Kurang Memuaskan
Hal ini disampaikan Ketua Tim Pengabdian Dosen Unila di Lamsel, Dr. Yusdiyanto, S.H., M.H.
Nilai-Nilai yang terkandung dalam Pancasila akan mengajarkan cara berfikir dan bertindak yang sesuai dengan ideologi negara.
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, banyaknya pengaruh negatif terhadap suatu negara salah satunya adalah lunturnya nilai-nilai luhur yang melekat di suatu negara. Inipun terjadi di Indonesia saat ini.
Dengan banyaknya pengaruh globalisasi salah satunya adalah pengaruh dari budaya luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
“Banyaknya warga negara atau masyarakat yang tidak atau kurang memahami betapa pentingnya nilai-nilai Pancasila tersebut dikarenakan pengaruh negaritif globalisasi,” jelas Dr. Yusdianto.