Sabtu, 09 Nov 2024
Network
Beranda
Berita Utama
Ekonomi Bisnis
Lampung Raya
Politika
Olahraga
Metropolis
Lainnya
Advertorial
Edisi Khusus
Iklan Baris
Sosok
Bursa Kerja
Arsitektur
Wisata dan Kuliner
Otomotif
Teknologi
Lifestyle
Kesehatan
Hobi
Kriminal
Pendidikan
Edisi Ramadan
Network
Beranda
Lainnya
Detail Artikel
One of the Standards of Beauty
Reporter:
Tim Redaksi
|
Editor:
Tim Redaksi
|
Jumat , 02 Aug 2024 - 21:40
-Ilustrasi Freepik -
one of the standards of beauty karya hayyuna diyanah anshar kunikmati pemandangan di sepanjang perjalanan. mungkin kata indah dan sejuk cocok untuk menggambarkan suasana yang kurasakan saat ini. ke arah mana pun aku memandang, aku pasti menemukan bayangan gunung-gunung yang menjulang tinggi di balik awan tipis yang menyamar sebagai kabut pegunungan. tidak banyak kendaraan yang berlalu-lalang. di sebelah kiriku, para petani dengan wajah gembira memanen hasil kerja kerasnya. hal ini semakin membuat aku kagum dengan salah satu daerah di indonesia yang sebelumnya tidak terlintas dalam benakku. hari-hariku di indonesia, tepatnya di salah satu desa kecil di lampung, berjalan sesuai harapanku. kami akan menetap di negeri yang dikenal dengan ragam budayanya yang unik dan menarik. mama mendaftarkanku ke sebuah sekolah dasar di lampung. hari itu adalah jalan diriku untuk memulai kehidupan baru di negeri ini. baca juga:manusia pilihan setelah matahari terbit kembali, aku bersiap untuk berangkat ke sekolah. kemarin merupakan hari yang sangat menyenangkan bagiku. banyak kejadian tak terduga terjadi. salah satunya karena aku mendapatkan teman baru. kulihat jam yang berada di dinding bernuansa klasik menunjukkan pukul 07.155 wib. kurapikan seragamku karena hari ini aku bersekolah di sd years smart. jangan kira kehidupan sekolahku langsung berjalan mulus. pada awalnya aku yakin, teman-temanku pasti menyambutku dengan baik. aku cukup lancar berbahasa indonesia kok, walaupun belum banyak kosakata yang kupahami. begitu pikirku. ketika melewati gerbang sekolah. aku terdiam sejenak, “"ahh... ternyata ini sekolah baruku".” "gittta!" terdengar suara seseorang memanggil namaku. sontak aku membalikkan badan. kulihat di depan gerbang terdapat seorang gadis berkulit putih dengan rambut hitam legam yang memakai pita di rambutnya sedang melambaikan tangan ke arahku. ya, aku mengenalnya. ddia adalah asteria, tetangga baruku. "asteria!" teriakku. ia langsung berlari kecil menghampiri diriku. "gitta, kamu bersekolah di sini juga?" tanyanya sambil mengatur napfas. "iya, sesampainya di indonesia mama langsung mendaftarkanku ke sekolah ini." " jadi begitu ceritanya. kamu murid kelas berapa, ria?" sambungku lagi. " kelas 4. kalau kamu sendiri kelas berapa?" tanyanya lagi. "kelas 4 juga. wow, berarti kita sekelas dong!" jeritku. "ya, sudah. yuk, kita ke kelas. bel sudah berbunyi dari tadi tahu," kata asteria sambil menarik tanganku menuju kelas. lalu, kami memasuki ruang kelas dan a.... alangkah terkejutnya kami. ternyata sudah ada guru yang sedang mengecek murid satu per satu. "permisi, bu," ucap kami berdua. sontak seluruh murid di kelas menengok ke arah kami. aku melihat ke arah mereka dengan tatapan bingung karena mereka menatapku dengan tatapan mencemooh. "asteria. silakan duduk, nak," ujar bu guru menyilakan temannya. "kamu murid baru, nak? bagaimana jika kamu mengenalkan memperkenalkan diri mu terlebih dahulu kepada teman-teman barumu?" pinta bu guru dengan nada yang begitu halus. " hai, semua! namaku sagitta sarpens. aku pindahan dari belanda. semoga kita bisa berteman dengan baik, ya," ujarku ramah. lagi-lagi tatapan seperti itu lagi yang mereka berikan. aku tidak tahu mengapa mereka menatapku dengan begitu. ibbu guru yang mengerti akan suasana kelas lalu menyuruh untuk duduk di bangku. "semoga kamu betah, ya, di sini. kamu bisa duduk di sebelah asteria." "ternyata kita sebangku, ya," kataku. "betul, aku sangat senang bisa menjadi teman sebangkumu," ujar asteria. aku tidak menyangka hal ini akan terjadi. hari pertamaku di sekolah dipenuhi hal-hal yang tidak menyenangkan. tak terasa aku sudah hampir dua bulan di sekolah ini. aku mulai mengerti yang mereka bicarakan tentangku. mereka tidak menyukaiku bukan karena aksen bahasa indonesiaku yang aneh atau berbahasa indonesiaku yang tidak lancar. ternyata, mereka tidak menerima kondisi fisikku karena aku terlahir dengan kulit yang berwarna gelap dan badan yang berisi. aku baru menyadari standar kecantikan menentukan segalanya di negara ini. orang yang berkulit putih, wajah yang berbentuk oval, badan yang langsing dan tinggi akan menjadikan dirimu bak seorang ratu. "gitta, katanya mau makan?" teriak mmama. "iya, mah," jawabku sambil berjalan menuju ruang makan. "bagaimana sekolahmu, gitta?" tanya ayahku ketika melihatku sudah duduk di kursi. "aku hanya mempunyai satu teman. mereka menjauhiku karena kulitku yang gelap," jawabku dengan menghela napfas. "tiap ras memiliki ciri khas mereka sendiri, gitta. ini merupakan hasil adaptasi nenek moyang kita terhadap kondisi geografis yang dapat mempengaruhi pigmentasi," jawab ayahku. "lalu mengapa mereka hanya merundung orang yang berkulit gelap? bukankah mereka terlalu jahat?" sambungku. "mereka hanya tidak tahu dan tidak mengerti cara menghargai setiap perbedaan. karena karena itu, kita harus banyak-banyak bersyukur," ucap mmama mengakhiri obralan malam ini. besoknya pukul 05.45 mmama datang ke kamarku. "gitta, bangun, nak. bukankah hari ini kamu akan berangkat ke sekola, nak?" tanya mmama sambil menggoyangkan tanganku. "ukhhh. bolehkah aku hari ini tidak bersekolah dahulu?" pinta gitta. mama dengan sigap langsung mengecek kondisi tubuhku. mama mengerutkan keningnya "badanmu tidak panas dan kau juga lagi tidak sakit, bukan? lalu, mengapa kamu ingin membolos hari ini?" "mereka mengucilkan diriku, ma. aku tidak menyukai suka ini." "lantas mengapa kau kabur dari mereka? berani lah untuk menghadapi mereka." "baiklah," ucapku dengan lemas. ketika aku sampai di sekolah, masih ada sisa 11 menit sebelum bel berbunyi. aku hanya menghabiskan waktu di kelas dengan membaca ulang buku tugas dan sekali-kali berbincang dengan asteria. teeetteeeteettt.... jam sudah menunjukkan pukul 07.45, tetapi tidak ada guru yang masuk ke dalam kelas. ternyata para guru rapat mendadak sehingga. jadi waktu untuk masuk kelas di undur. masih ada tiga3 jam lagi sebelum kelas dimulai. kuhabiskan waktu itu membaca buku di dalam kelas dan menyantap bekal yang kubawa. teeetteeetteeet.... sekarang waktu punjam sudah menunjukkan pukul 10.45 wib. saat nya kelas geografi mrs. siscka dimulai. "selamat pagi, semuanya." "selamat pagi juga, mrs.," ucap kami serentak. setelah mengecek kehadiran, mrs. siscka langsung menghujami kami dengan tugas per kelompok. "karena saya ada keperluan, tugas hari ini adalah membuat kelompok yang berisikan enam6 anggota sesuai dengan presensi dan tugasnya adalah menggambar salah satu negara yang ada di dunia." "dik kumpulkan di pertemuan selanjutnya. selamat mengerjakan," sambung kata mrs. siscka, lalu ia melangkah keluar ruang kelas. "hei, ddekil. pulang sekolah kamu carikan keperluan kita untuk menggambar peta, ya!" perintah seorang gadis berambut pirang atau yang sering dipanggil licy, salah satu gadis yang sering mengejekkunya. "maaf licy, bukannya menolak, tapi aku tidak mempunyai kendaraan dan uang untuk mencari perlengkapannya," sahut gitta. "ah, .....bbukankah kamu pindahan dari luar negeri? pasti kamu mempunyai uang saku yang banyak! kendaraan umum juga sudah banyak! cari alasan saja!" "maaf, licy." "heh, kamu membantah!" "maaf, licy, tapi aku benar-benar tidak bisa." "bukankah kita bisa cari bersama-sama dan sokongan untuk membeli perlengkapan," seru asteria datang melerai mereka. "aku tidak mau mencari perlengkapan dengan gadis yang dekil dan jelek ini! dia benar-benar tidak cocok dengan kita!" seru licy "sudahlah, jangan bertengkar!" seru asteria yang diikuti oleh dianggukan oleh anggota kelompok yang lain. tiba-tiba licy pergi mengambil wadah minumnya dan menumpahkan isi minumnya ke rok gitta. "licyyyy!" seru asteria dengan kesal. "ah... biarkan saja. makasih, ya" sahut gitta. licy pergi keluar kelas tidak peduli. aku bertekad untuk mengubah sudut pandang teman-temanku kepada orang-orang berkulit gelap. berkulit gelap bukan berarti bisa menentukan kepribadian orang tersebut. begitu bel pulang sekolah berbunyi, kami buru-buru mengikuti alvin, ketua kelas sekaligus ketua kelompok kami. petualangan pun dimulai. kami harus berpencar mencari barang-barang yang diperlukan untuk membuat peta negara. kami memasuki pasar yang ramai dengan teriakkan-teriakkan pedagang yang mempromosikan produknya. banyak pembeli yang berlalu-lalang bak kendaraan yang tidak ada hentinya. kami langsung masuk ke dalam pasar. alangkah mengejutkannya. kami langsung menemukan toko alat tulis yang benar-benar komplet. setelah kami pun berhasil membeli semua perlengkapan yang dibutuhkan. "ayo, kerjakan dengan cepat di rumahku saja," ajak licy. kami pun langsung meluncur. setibanya di depan rumah licy, ia berkata, "semprotkan parfum kepadanya dan perhatikan gerak-geriknya di rumahku!" tunjuk licy kepadaku. mengapa rasanya sesakit ini, batinku. lalu, licy memasuki rumahnya dan mempersilakan kami untuk masuk. kami pun masuk satu per satu dan duduk di kursi sofanya dengan nyaman. "ahh.... akhirnya aku bisa bernapfas dengan nyaman," gumam asteria. tak lama berselang, licy berkumpul dengan kami. "ayo, kita kerjakan sekarang saja. jika tidak, kita akan pulang larut malam," ajak alvin. “sudah 20 menit berlalu tapi kita tidak ada yang bergerak. bagaimana kita bagi tugas saja? saya akan membelah kayu untuk membuat bingkai kertasnya, lalu gitta dan licy menggambar peta. asteria dan bayu akan mewarnainya, selanjutnya vano menulis penjelasan tentang negara tersebut," ajak alvinsambungnya. "mama, aku akan menggambar peta suatu negara tapi aku tidak tahu akan menggambar negara apa. aku ingin negara yang jarang digambar seseorang," kata licy kepada ibunya yang ternyata sudah memperhatikan kegiatan mereka sedari tadi. sekarang seluruh atensi teralihkan kepada ibundanya licy. "kalo seperti itu, kita bisa menggambar negara ghana, salah satu negaera di afrika barat." "kenapa kita harus menggambar negara tersebut? bukankah penduduk di sana berkulit hitam? seperti dia," tanya licy sembari menunjuk gitta. “penduduk di sana rata-rata memiliki kulit yang berwarna gelap. selain itu, ghana merupakan negara yang penduduknya paling damai di afrika. oleh karena itu, kamu tidak bisa hanya menilai seseorang dari fisik saja. kamu tahu tidak, di negara lain, perempuan dari ghana justru menjadi standar kecantikan bagi negara lain. kulit eksotis, hidung kecil, dan mancung serta tubuh yang berisi sangat diidamkan oleh orang-orang eropa." "sekarang kamu harus meminta maaf kepada gitta. dia akan tersakiti dengan ucapanmu. kalian semua harus bisa berteman dengan baik walau banyak perbedaan di antara kalian," sambung ibu licy. mata gitta mulai berkaca-kaca mendengar perkataan ibundanya licy. secara tidak langsung ibu licy membelanya. gitta amat senang. mereka semua menghampiri gitta dan meminta maaf atas semua perilaku yang sudah membuat gitta sakit hati, terutama licy.(*)
1
2
3
4
»
Last
Tag
# syair
# cerita pendek
# cerpen
# sastra
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Koran Radar Lampung Edisi Minggu 4 Agustus 2024
Berita Terkini
14 Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan yang Wajib Diketahui
Kesehatan
53 menit
Rumah Perpaduan Elemen Lama dengan Konsep Baru yang Membumi
Arsitektur
55 menit
Bandar Judi Togel di Bandarlampung Ditangkap
Metropolis
3 jam
Kasus KdRT Selebgram, Jaksa Kembalikan Berkas
Metropolis
3 jam
Pemda Diminta Gunakan Anggaran secara Efektif
Ekonomi Bisnis
3 jam
Berita Terpopuler
Perjuangkan Hak Asuh Anak, Ibu Kandung di Bandar Lampung Lapor Wakil Rakyat
Metropolis
9 jam
Ketat! Resmen-Cik Raden 46,20%, Ali-Ayu 45,80%
Berita Utama
5 jam
Buah Anggur Terlarang Bagi Pengidap 8 Jenis Penyakit Ini
Kesehatan
15 jam
Komisi VII DPR Bentuk Panja Selesaikan Sritex
Ekonomi Bisnis
8 jam
Kebiasaan yang Membuatmu Tampak Cerdas
Lifestyle
3 jam
Berita Pilihan
Presiden Prabowo Resmi Teken PP Hapus Utang Macet Petani, Nelayan dan UMKM
Ekonomi Bisnis
2 hari
Jadwal Liga Champions Malam Ini 6-7 November 2024, Ada Real Madrid vs AC Milan dan Inter vs Arsenal
Olahraga
3 hari
Perebutan Gelar Juara Dunia MotoGP 2024 Ditentukan Hingga Race Terakhir
Olahraga
4 hari
Prediksi Real Madrid vs AC Milan, Rabu 6 November 2024: Pembuktian Vinicius
Olahraga
4 hari
Didominasi Pemain Liga 1, Indonesia Akan Bawa Timnas U-22 Tampil Piala AFF 2024
Olahraga
5 hari