’’Kursi Dingin’’ Dirut Bank Lampung, Ada Apa dengan Presley Mundur?

CEO Disway.id Hi. Ardiansyah, S.H.-FOTO IST-

Kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) net Bank Lampung sebesar 1,71 persen. Sedang NPL gross sebesar 2,32 persen. Artinya masih jauh di bawah batas maksimal regulator, yakni 5 persen.

Kalaupun mau disorot adalah kinerja Presley secara keseluruhan. Terutama dalam upaya mendapatkan laba bersih. 

Menurut saya di bawah kepempimpinan Presley, Bank Lampung mengalami tren penurunan. Pada semester 1 tahun 2024, meski kredit tumbuh 9,66 persen, laba bersih dipastikan anjlok. 

Lihat saja. Sampai semester I, laba bersih baru mencapai Rp71,38 miliar. Padahal laba bersih tahun 2023 sebesar Rp175,27 miliar. Jadi rasanya sulit bagi Bank Lampung untuk bisa melampaui pencapaian laba bersih tahun 2023. 

Justru inilah menariknya. Sebab periodesasi Presley sebagai Dirut akan berakhir 18 September. Artinya hanya 1 bulan lagi.

Saya pun akhirnya teringat dengan pernyataan teman yang juga seorang bankir.  Bahwa di kalangan bankir bank BPD (bank pembangunan (plat merah)  daerah), kursi dirut dikenal dengan sebutan "Kursi Panas".

Saya juga tidak tahu seberapa panasnya kursi dirut itu. Hanya saja kata panas itu lebih dimaksudkan pada persaingan yang begitu ketat untuk memperebutkan kursi itu. 

Saya agak kesulitan juga untuk menjelaskan makna panas itu. Tetapi intinya begitulah. Kursi yang jika diduduki akan terasa panas. Saking panasnya sang Dirut tak kuasa menahannya. Dan kemudian melepaskan kursi itu. 

Tetapi, saya melihat sebaliknya. Jabatan Dirut itu kursi dingin. Kursi yang membuat nyaman dan berusaha mempertahankannya.

Bagaimana tidak dingin? Meskipun dengan kinerja dan hasil yang kurang baik, masih bertahan dan dipertahankan di jabatan itu.

Mari kita lihat datanya. Presley mulai menjabat Dirut Bank Lampung sejak 18 September 2020. Laba bersih Bank Lampung tahun 2020 itu sudah mencapai Rp177 miliar. Dan tahun 2021 langsung turun menjadi Rp170 miliar.

Tahun 2022, laba bersih Bank Lampung naik menjadi Rp181 miliar. Tetapi tahun berikut, 2023, turun lagi menjadi Rp175,27 miliar. Dan hingga Juni 2024 ini baru mencapai Rp71,36 miliar. 

Jadi sebenarnya info bahwa Presley akan diganti sangat masuk akal dan memang layak diganti jika melihat melorotnya kinerja Bank Lampung. 

Namun, Presley lebih memilih mundur. Mungkin lebih baik mundur ketimbang diganti. Kan, endingnya sama aja. Sama-sama tak lagi menjabat Dirut.

Karena itu tanpa penjelasanpun sebenarnya menurut saya, alasan Presley mundur kita sudah tahu. Namun publik yang tak tahu angka-angka ini akan bertanya-tanya, kan tinggal 1 bulan lagi berakhir kenapa mesti mundur. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan