Prof. Syarief Makhya Dikukuhkan sebagai Guru Besar Unila Ke-120
Editor: Syaiful Mahrum
|
Kamis , 01 Aug 2024 - 17:50
SELAMAT!: Prof. Syarief Makhya dikukuhkan sebagai Guru Besar Unila Ke-120 di GSG Unila, Kamis (1/8).--FOTO ANGGI RHAISA
BANDARLAMPUNG - Prof. Syarief Makhya resmi menyandang Guru Besar Universitas Lampung (Unila) ke-120. Prof. Syarief Makhya menjadi Guru Besar Bidang Studi Pemerintahan Daerah dan Kebijakan Publik.
Gelar Prof. Syarief Makhya secara resmi dikukuhkan Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., I.P.M., ASEAN.Eng. di GSG Unila, Kamis (1/8).
Prof. Syarief Makhya yang merupakan akademisi senior dari Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unila ini menjadi guru besar berdasarkan Surat Keputusan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim Nomor 49616/M/07/2024 tertanggal 8 Mei 2024.
Prof. Syarief Makhya lahir di Bandung, 3 Agustus 1959. Prof. Syarief Makhya dikenal sebagai sosok cerdas yang sering menyampaikan pemikiran dan opini melalui berbagai media.
Dengan latar belakang pendidikan dari Universitas Padjajaran dan Universitas Brawijaya, Prof. Syarief Makhya telah banyak memberikan kontribusi dalam bidang kebijakan publik.
Prof. Syarief Makhya juga memberikan motivasi teman-teman fakultas lainnya, termasuk FISIP, untuk menambah jumlah profesor. ''Saya punya kewajiban untuk mengarahkan kawan-kawan yang belum mengusulkan pada kewajiban moral untuk mendapatkan gelar profesor," katanya.
Untuk mendapatkan gelar profesor atau guru besar, kata Prof. Syarief Makhya, salah satu yang paling pokok adalah membuat karya ilmiah bereputasi internasional, track record bagus, dan aktif dalam tridharma perguruan tinggi.
"Saya lebih dari 25 tahun terlibat dalam struktur di kampus. Pernah juga sebagai dekan dan wakil dekan," ujarnya.
Dalam pengukuhan guru besarnya, Prof. Syarief Makhya menyampaikan orasi ilmiah berjudul Dinamika Politik dan Kebijakan Publik.
Menurut Prof. Syarief Makhya, alasan memilih judul orasi ilmiah ini untuk menjelaskan era baru penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam 20 tahun terakhir atau sejak mulai diberlakukannya pilkada secara langsung yang berdampak terhadap kebijakan publik.
Prof. Syarief Makhya mengatakan, proses pilkada sebagai sebuah proses politik daerah berimplikasi pada penguasaan sumber daya politik dan akan menentukan arah kebijakan publik di daerah.
Fenomena ini, kata Prof. Syarief Makhya, seringkali didominasi oleh pengaruh kekuasaan kepala daerah yang sangat kuat pada saat berkuasa yang bisa saja tidak selaras dengan kepentingan kepala daerah yang menggantikannya.
"Dalam fenomena tersebut, saya mencoba membahas bagaimana dinamika politik mempengaruhi kebijakan publik dan mengapa seringkali kebijakan yang dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat gagal dalam implementasinya," ucap Prof. Syarief Makhya.
Sementara Prof. Lusmeilia Afriani menyampaikan bahwa Prof. Syarief Makhya merupakan guru besar ke-120 yang telah dikukuhkan oleh Unila.
"Dengan pengukuhan ini, Alhamdulillah Unila sudah mengukuhkan 120 guru besar," jelasnya.
Prof. Lusmeilia Afriani menyampaikan bahwa Unila menargetkan memiliki 150 guru besar pada 2024. ''Saat ini sedang mengusulkan ke kementerian calon guru besar sebanyak 42 orang dan 46 lektor kepala. Kita menargetkan pada 2024 ini Unila telah memiliki 150 guru besar," ujarnya.
Capaian guru besar ini, kata Prof. Lusmeilia Afriani, bukan saja merupakan capaian pribadi sebagai seorang dosen. Namun, juga menjadi capaian universitas. ''Dengan banyak guru besar, para ilmuwan, Unila bisa masuk jajaran 100 besar perguruan tinggi di Asia," ungkapnya.
Prof. Lusmeilia Afriani berharap proses pengukuhan Prof. Syarief Makhya sebagai guru besar bisa memberikan inspirasi kepada akademisi yang lain untuk berjuang memperoleh gelar tertinggi dalam dunia akademik. (*)