***
Tidak biasanya aku merasa sangat lapar, bahkan untuk tidak makan seharian pun aku masih kuat. bi Ina yang tidak ada di rumah membuatku semakin malas untuk makan, stok di rumah pun habis. Mau tidak mau aku harus keluar rumah untuk membelinya.
Jam menunjukan pukul 08.30 kurasa tidak terlalu larut malam. Walau sebenarnya aku jarang sekali keluar malam, jika bi Ina ada mungkin bi Ina akan menyuruhku untuk tetap di rumah dan memesan online. Tapi toko yang aku tuju tidak jauh, hanya 3 menit dari rumah. Sekalian menikmati angin malam.
“malam ini cuacanya dingin banget ya?” tiba tiba seseorang berbicara di belakangku. Awalnya aku pikir dia tidak berbicara dengan ku, tapi bukankah jalan sepi?. Aku memberanikan diri melihat ke arah sumber suara. Terlihat seorang pria tersenyum manis di hadapanku.
Wajahnya tak asing, seperti pernah melihat sebelumnya. Tubuhnya terlihat sangat kurus dan sedikit lesuh. Ia membawa banyak sampah hasil pegumpulannya.
“ kamu mau kemana? “ laki laki tersebut bertanya kembali denganku.
“ pulang “ jawab ku singkat
“ hati hati ya disini sangat sepi, dan kamu harus segera kembali. “
“ kamu mau kemana? “ Tanya ku balik.
“ lagi nunggu angkutan umum, sekalian mencari uang untuk makan. uangku habis dirampas oleh preman di pasar tadi. “ jelas laki laki itu
“ mau ke rumah ku? Setidaknya malam ini kamu tidak kelaparan dan aman, karena ini sudah sangat malam”
“ tidak, ibuku pernah berbicara bahwa selama kita mampu untuk bekerja jangan pernah meminta minta kepada orang lain “
“ tapi aku yang memberimu bukan kamu yang meminta “
“ terima kasih atas tawaran mu tapi maaf aku tidak bisa menerima, Permisi “ tanpa aba aba laki laki itu pergi meninggalkanku.
***
Kini aku menyadari bahwa hal sekecil apapun yang kita dapatkan, seharusnya kita bersyukur. Hal paling aku sesali adalah ketika aku memiliki semua yang orang inginkan sedangkan aku tidak merasa bersyukur atas itu semua. Walau rasanya belum lengkap tanpa kehadiran keluarga, tapi setidaknya aku dikelilingi orang orang baik yang bisa membuatku lebih semangat.