LAMBAR – Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Lampung Barat pada Selasa (23/4) sore menyebabkan dua sungai di Pekon Bumihantatai, Kecamatan Bandarnegeri Suoh (BNS), meluap dan menyebabkan puluhan rumah kembali terendam. Ketinggian banjir mencapai 1 meter dan menyababkan sebagian masyarakat menyelematkan diri ke tempat yang lebih aman.
Aris, salah seorang warga setempat, mengatakan banjir yang terjadi lebih besar dibandingkan banjir yang terjadi sehari sebelumnya. "Banjir kembali terjadi, lebih besar dari kemarin. Puluhan rumah terendam. Harapan kami ada solusi dari pihak terkait sehingga banjir ini tidak terus terjadi," katanya. Sementara Camat BNS Mandala Harto membenarkan kembali terjadinya banjir di Pekon Bumihantatai yang sebelumnya sempat surut. "Iya, kembali terjadi banjir sore ini. Banjir belum surut dan menyebabkan puluhan rumah terendam. Musibah banjir ini disebabkan luapan Way Bulok dan Way Peninjauan di Pemangku Muara. Ketinggian air rata-rata 0,5 sampai 1 meter. Ada puluhan rumah terendam banjir," katanya. Diketahui pada Senin (22/3) sore, banjir merendam permukiman warga Pekon Bumihantatai dengan ketinggian banjir mencapai 1 meter. Camat BNS Mandala Harto memastikan bahwa banjir di Pekon Bumihantatai yang sempat merendam puluhan rumah warga setempat telah surut. Korban jiwa juga dinyatakan nihil akibat banjir yang menjadi musibah yang hampir terjadi setiap tahun ini. "Musibah banjir di Pekon Bumihantatai itu disebabkan luapan Way Bulok dan Way Peninjauan di Pemangku Muara. Ketinggian air rata-rata 0,5 sampai dengan 1 meter. Ada puluhan rumah terendam banjir, namun hari ini banjir sudah dipastikan surut. Alhamdulillah tidak ada laporan korban jiwa," ungkap Mandala. Kendati begitu, kata Mandala, masyarakat yang menjadi korban banjir harus direpotkan dengan pembersihan lumpur yang terbawa oleh banjir, baik di dalam rumah maupun di halaman. "Tentu usai banjir, masyarakat bersih-bersih karena banjir membawa material lumpur yang masuk ke dalam rumah dam juga di halaman rumah," katanya Sehari sebelumnya, lanjut Mandala, terjadi musibah banjir akibat luapan Way Melebui di Pekon Tembelang akibat intensitas hujan yang tinggi. Air meluap melalui jalan provinsi dan memasuki pemukiman warga. "Puluhan rumah juga dilaporkan terdampak. Selain itu fasilitas umum seperti jalan umum juga terendam. Air datang secara tiba-tiba, tapi Alhamdulillah masyarakat bisa mengamankan diri ke tempat yang aman," ujarnya. Pada hari yang sama, kata Mandala, terjadi bencana longsor di Pemangku Sidomukti, Pekon Bandaragung, yang mengakibatkan kerusakan dinding jebol pada rumah warga. "Berdasarkan hasil pendataan kami, rumah milik Gianto dinding jebol sekitar empat meter. Material longsor masuk ke dalam rumah. Kemudian rumah milik Rasman dinding tembok retak tiga meter. Semua material longsor mengelilingi dua rumah tersebut dan telah dimulai gotong-royong masyarakat," sebutnya. Dengan intensitas hujan yang cukup tinggi belakangan ini, kata Mandala, pihaknya mengimbau masyarakat untuk lebih waspada. Utamanya masyarakat yang bermukim di sekitar tebing dan sungai. "Beberapa wilayah di Kecamatan BNS ini rawan longsor dan banjir. Saya mengimbau masyarakat untuk lebih waspada menyikapi tingginya intensitas hujan belakangan ini," ungkapnya. (*)
Kategori :