Longsor Banjarnegara Tewaskan 12 Orang, 16 Masih Hilang
LONGSOR: BNPB mencatat sebanyak 12 orang ditemukan tewas akibat bencana tanah longsor di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah-FOTO BNPB-
JAKARTA — Jumlah korban meninggal akibat tanah longsor di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, kembali bertambah.
Total 12 korban ditemukan tidak bernyawa setelah tim SAR Gabungan kembali menemukan dua jenazah pada Sabtu, 22 November 2025.
Penemuan terbaru itu menambah daftar korban tewas, termasuk dua bagian tubuh manusia yang sebelumnya berhasil dievakuasi dari lokasi bencana.
“Kini masih ada 16 orang yang belum ditemukan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan resminya, Minggu (23/11).
Memasuki hari ketujuh pencarian, BNPB bersama Basarnas sepakat memperpanjang operasi selama tiga hari.
Dengan perpanjangan ini, pencarian dilakukan secara bersamaan di tiga sektor sekaligus, tidak lagi bergantian seperti pada hari-hari sebelumnya.
Untuk mengoptimalkan upaya pencarian para korban, BNPB juga menerapkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).
Cuaca cerah yang tercipta berkat OMC hari ini membuat tim SAR gabungan dapat menyisir titik-titik longsor dengan lebih maksimal.
Abdul Muhari menjelaskan dukungan operasi darat dan udara tersebut diharapkan dapat mempercepat penanganan darurat, mulai dari pencarian korban, pemenuhan kebutuhan dasar penyintas, hingga tahap pemulihan awal.
BNPB bersama pemerintah daerah dan sejumlah instansi terkait kini mulai mempersiapkan pembangunan hunian sementara (huntara) bagi para penyintas.
Sebanyak 50 unit tahap awal akan didirikan, dan jumlah tersebut bisa bertambah sesuai kebutuhan di lapangan.
Pekerjaan awal berupa persiapan material dan pembukaan lahan telah dimulai sejak Sabtu, 22 November 2025.
Sementara konstruksi huntara dijadwalkan dimulai pada Senin, 24 November 2025. Pemda setempat juga tengah melakukan pendataan warga terdampak dan masyarakat yang tinggal di zona rawan.
Mereka inilah yang akan diberi prioritas untuk menempati huntara tersebut.