Arinal, Mirza, dan Umar

Senin 11 Mar 2024 - 17:41 WIB
Reporter : Abdul Karim
Editor : Abdul Karim

Namun tentunya tidak mudah bagi Mirza memutuskan langkah politiknya itu. Apalagi jabatan Ketua DPRD Lampung mendatang sudah di tangannya. 

Selain posisi gubernur dan wali kota, Mirza juga bisa mempertimbangkan posisi lainnya. Yakni wakil gubernur. Itu pun hanya sangat mungkin jika calon gubernurnya adalah Arinal Djunaidi.

Lalu bagaimana dengan Umar Ahmad yang saat ini mulai gencar di medsos mencalonkan diri sebagai gubernur? Menurut saya, peluangnya untuk dicalonkan sebagai Gubernur Lampung oleh PDIP belum bisa dipastikan. Apalagi melihat hasil pilpres dan pileg, PDIP turun signifikan.

Hasil itu tentu akan menjadi pertimbangan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri. Sebab sebagai Ketua Bappilu PDIP Provinsi Lampung, Umar Ahmad dinilai gagal.

Digadang-gadangnya Umar Ahmad sebagai kandidat gubernur sebenarnya lebih pada kedekatannya dengan Bos Sugar Group, Nyonya Lee. Sehingga diharapkan mendapat dukungan dana yang besar.

Jadi bukan melihat kiprahnya saat menjabat Bupati Tulangbawang Barat (Tubaba) 2 periode. Apalagi, Tubaba tergolong kabupaten yang memiliki mata pilih sedikit.

Saya akan menyinggung sedikit bagaimana keberadaan Bos Sugar Group, Nyonya Lee, pada pilgub mendatang. Apakah masih akan cawe-cawe seperti dua pilgub sebelumnya?

Menurut saya pada pilgub nanti, Nyonya Lee tidak akan terlibat banyak. Meskipun ikut cawe-cawe, tidak sevulgar pilgub sebelumnya.

Kalaupun ia akan ikut cawe-cawe, arah politiknya akan lebih pada calon yang diusung partai koalisi pemerintah. Jadi sangat kecil kemungkinan mendukung calon PDIP yang saat ini memilih sikap sebagai partai oposisi.

Jadi menurut saya, tanpa dukungan kekuatan finansial Ny. Lee, rasanya kecil peluang Umar Ahmad diusung sebagai calon Gubernur Lampung dari PDIP.

Lalu, bagaimana dengan kandidat lain? Herman H.N. misalnya. Secara sosok dan kemampuan, Herman H.N. merupakan salah satu kandidat kuat. Hanya, berbagai situasi membuatnya sangat tidak mungkin tampil sebagai calon gubernur.

Faktor utamanya adalah keberadaan istrinya, Eva Dwiana, yang sangat mungkin tampil lagi sebagai calon wali kota. Dan, kemungkinan besar diusung oleh Partai Nasdem.

Jadi rasanya sangat tidak memungkinkan dalam situasi bersamaan, pasangan suami istri ini, Herman H.N. dan Eva Dwiana, tampil sebagai calon kepala daerah. Meskipun pada level yang berbeda.

Memang tidak ada yang tak mungkin dalam dunia politik. Hanya jika ini terjadi sangat rentan dengan kampanye hitam. Bisa-bisa, keduanya gagal.

Peluang Herman H.N. tampil sebagai calon gubernur hanya memungkinkan jika istrinya, Eva Dwiana, tidak mencalonkan diri lagi. Apakah itu mungkin, sementara peluang Bunda Eva terpilih lagi sangat besar.

Tetapi sekali lagi. Dalam politik semuanya bisa terjadi. 

Kategori :