Langit

Jumat 16 Feb 2024 - 20:02 WIB
Reporter : Rizky Panchanov
Editor : Rizky Panchanov

Oleh : Syakira Mufida Putri Dewan

 

Hai, namaku Langit,   Langit Aryudha. Umurku 13 tahun. Rumahku berada di sebuah kampung yang dekat dengan bandara. Jadi, setiap kali aku memandang langit di luar rumah, pasti ada saja pesawat yang terlihat melewati atap rumahku.

 

Aku memiliki sahabat, namanya Bintang. Langit dan Bintang, memang unik sekali kehidupanku.   Aku dikelilingi oleh sesuatu yang berhubungan dengan namaku, Langit.

 

Awal persahabatanku dengan Bintang tidaklah mulus. Saat pertama Bintang bergabung di kelasku sebagai siswa baru, ia sangat pendiam, tidak suka bergaul, pemurung, dan suka menyendiri. Aku yang sesekali mencoba menyapa dan mengajaknya berteman justru tak diacuhkannya.

BACA JUGA:JUARA OLIMPIADE

 

Bukan Langit namanya, jika tidak memiliki rasa penasaran yang tinggi. Suatu hari kucoba untuk mengikuti Bintang ke rumahnya. Betapa terkejutnya aku, ternyata rumah Bintang hanya berselang beberapa rumah dari rumahku.

 

Saat aku berada di pintu pagar rumahnya, kucoba mengamati keadaan sekeliling. Tiba-tiba saja ada yang melongok dari pagar. Aku pun terkejut.

 

“Ngapain kamu di sini?” tanya orang itu, yang ternyata adalah Bintang.

 

“E-eh, maaf, tadi aku ngikutin kamu dari belakang karena mau tahu rumah kamu,” ucapku sedikit gugup. Bintang hanya melihatku dengan muka datar lalu dia melangkah pergi.

 

“Bisakah kita berteman?” tanyaku. Aku meyakinkan diriku untuk bertanya hal itu kepadanya. Langkahnya terhenti.

BACA JUGA:Manusia Pilihan

 

 “Mengapa kau selalu ingin berteman denganku?” tanya Bintang tanpa menoleh ke arahku. “Mengapa kau tidak ingin memiliki teman?” balasku ingin tahu.

 

Ia menoleh ke arahku dan berjalan mendekat. “Aku hanya ingin sendiri untuk sekarang.”

 

“Kenapa?” tanyaku sambil menaikkan alis tidak mengerti.

 

 “Sebelum pindah ke sekolah ini, aku selalu dirundung oleh teman-temanku. Mereka bilang aku anak broken home, anak yang gak punya bapak. Aku takut untuk kembali bergaul. Aku hanya takut kejadian seperti dulu terulang kembali.”

 

Aku terdiam mendengar cerita Bintang. Aku berusaha membujuknya dan meyakinkannya bahwa aku dan teman-teman lain di sekolah tidak akan merundungnya seperti teman-temannya dulu. Ia pun akhirnya mau membuka diri dan bersahabat denganku.

BACA JUGA:Bronze

 

                                                                         ♥♥♥

 

Hari ini aku sangat bersemangat untuk bersekolah karena hari ini ada pelajaran favoritku, yaitu Bahasa Indonesia. Jarak dari rumah ke sekolah kami ditempuh selama 15 menit dengan berjalan kaki. Sesampai di sekolah, aku segera meletakkan tasku di meja lalu segera duduk di teras untuk melihat matahari terbit dari ufuk timur. Langit pun cerah berwarna biru. Pemandangan ini sangat indah. Aku tersenyum lebar saat melihat langitnya. Langit biru sangat membawa kebahagiaan bagiku. Ditambah lagi cuaca pagi yang hangat, menambah semangatku untuk memulai hari.

Kategori :

Terkait

Jumat 09 Aug 2024 - 21:35 WIB

Untaian Asa

Jumat 02 Aug 2024 - 21:40 WIB

One of the Standards of Beauty

Jumat 26 Jul 2024 - 22:34 WIB

Beda yang Sama

Jumat 19 Jul 2024 - 22:15 WIB

Irreplaceable

Jumat 12 Jul 2024 - 22:20 WIB

Manusia Pilihan