Menurut laporan psikolog lokal dan relawan kesehatan, gelombang depresi menyebar, panic attack, kesulitan bernapas, insomnia akut, dan gejala trauma massal mulai muncul. Hotline kesehatan mental mencatat lonjakan panggilan meningkat setinggi 300 persen sejak serangan rudal hipersonik pertama.
Beberapa bahkan mulai mengalami phantom sirens, gejala di mana seseorang merasa mendengar sirine bahkan ketika suasana sebenarnya tenang. Mereka tidak lagi hanya bersembunyi dari rudal, tetapi juga dari pikirannya sendiri.
Sejauh ini, total tercatat sedikitnya 24 orang tewas dan ratusan luka-luka di Israel akibat serangan Iran. Banyak warga Israel bertanya-tanya tentang nilai sistem pertahanan rudal mereka yang selama ini dibanggakan pemerintah Netanyahu.
Meski begitu, Israel tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Operasi offensif terus berjalan, jet tempur mereka masih hilir mudik di langit Iran dan target baru dilaporkan telah dipilih untuk hari-hari berikutnya.
Bahkan, Presiden Israel serukan dunia bantu hancurkan situs nuklir Iran. Di mana Isaac Herzog mengatakan kepada media bahwa negaranya akan menyambut baik dukungan internasional dalam perangnya.
Untuk memberantas program nuklir Iran yang menurut Israel berada di ambang pembangunan senjata atom dan di kejauhan Amerika bersiap. Presiden Donald Trump meski belum membuat keputusan final telah mengerahkan kapal induk USS Port dan USS Nimitz menyiapkan GBU-57 MOP. (disway/c1/yud)