JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan arus modal asing masuk pasar keuangan domestik sebesar Rp4,14 triliun selama periode 14-15 Mei 2025. Mayoritas dana asing tersebut mengalir ke pasar saham, mencerminkan tingginya minat investor terhadap aset domestik.
Selain saham, instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) juga menarik minat investor asing dengan dana masuk mencapai Rp1,14 triliun. Namun, pasar Surat Berharga Negara (SBN) mencatat dana keluar sebesar Rp 1,52 triliun pada periode yang sama.
’’Berdasarkan data transaksi 14-15 Mei 2025, secara agregat nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp4,14 triliun. Terdiri atas beli neto sebesar Rp4,52 triliun di pasar saham, Rp114 triliun di SRBI, serta jual neto sebesar Rp1,52 triliun di pasar SBN,” ujar Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resminya pada Minggu (18/5).
Secara kumulatif sejak awal tahun hingga 15 Mei 2025, pasar saham mencatat jual neto Rp52,53 triliun. Sedangkan SRBI mencatat jual neto Rp20,54 triliun dan pasar SBN mencatat beli neto Rp29,1 triliun.
Sementara itu, imbal hasil (yield) SBN bertenor 10 tahun mengalami kenaikan menjadi 6,9 persen. Di sisi lain, yield US Treasury Note 10 tahun juga naik menjadi 4,432 persen.
Menariknya, risiko investasi Indonesia terus menurun. Credit default swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun turun menjadi 83,34 basis poin pada 15 Mei 2025, dari sebelumnya 88,93 basis poin pada 9 Mei 2025.
Dari sisi nilai tukar, kurs Jisdor Bank Indonesia menunjukkan posisi rupiah berada di level Rp16.424 per dolar Amerika Serikat pada Jumat (16/5).
Dengan masuknya modal asing ke pasar saham dan SRBI, diharapkan iklim investasi di Indonesia terus terjaga dan menumbuhkan kepercayaan global terhadap ekonomi nasional. (beritasatu.com/c1)