2. Pencapaian Pencerahan Agung – Titik Balik Menuju Kebuddhaan
Pada usia 35 tahun, setelah bertapa dan bermeditasi di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, India, Siddharta mencapai penerangan agung pada tahun 588 SM.
Dalam kondisi kontemplatif mendalam, ia memahami hakikat penderitaan, penyebabnya, dan jalan pembebasannya ‚ yang kelak dikenal sebagai Empat Kebenaran Mulia (Cattari Ariya Saccani).
Dengan pencerahan ini, Siddharta menjadi Buddha, “Yang Tercerahkan”. Sejak saat itu, ia menyebarkan ajaran tentang moralitas, meditasi, dan kebijaksanaan demi membebaskan umat manusia dari lingkaran samsara atau kelahiran kembali.
3. Parinibbana – Kedamaian Abadi
Di usia 80 tahun, pada tahun 543 SM, Buddha Gautama mencapai Parinibbana di Kusinara, India. Peristiwa ini menandai akhir kehidupan jasmani Buddha dan pencapaian tertinggi dalam ajarannya, yakni pembebasan total dari siklus kelahiran dan kematian.
Bagi umat Buddha, Parinibbana bukanlah kematian dalam pengertian umum, melainkan simbol keheningan sempurna dan terbebasnya jiwa dari segala ikatan duniawi.
Ketiga peristiwa ini awalnya diperingati secara terpisah. Namun seiring berjalannya waktu dan perkembangan ajaran Buddha di berbagai belahan dunia, ketiganya digabung menjadi satu perayaan yang utuh dan reflektif: Waisak.