Waisak 2025: Refleksi Spiritualitas Umat Buddha

Minggu 11 May 2025 - 20:11 WIB
Reporter : Yuda Pranata
Editor : Yuda Pranata

Hari Raya Waisak bukan sekadar perayaan keagamaan tahunan bagi umat Buddha, melainkan momen suci yang mengandung makna spiritual mendalam.

Dirayakan setiap tahun oleh umat Buddha di seluruh dunia, Waisak memperingati tiga peristiwa agung dalam kehidupan Siddharta Gautama yang dikenal dengan sebutan Tri Suci Waisak.

Ketiganya, yakni kelahiran sebagai Pangeran Siddharta, pencapaian pencerahan agung sebagai Buddha, dan wafatnya atau Parinibbana.

Menurut Kementerian Agama Republik Indonesia, Waisak merupakan saat yang tepat untuk merefleksikan kembali nilai-nilai ajaran Buddha, seperti kedamaian batin, kasih sayang, dan pembebasan dari penderitaan duniawi.

Tak heran jika perayaan ini bukan hanya bermakna ritual, tetapi juga menjadi sarana introspeksi spiritual dan moralitas di tengah kehidupan modern yang penuh tantangan.

Jejak Tiga Peristiwa Suci

Tri Suci Waisak merangkum perjalanan spiritual yang luar biasa dari Sang Buddha Gautama. Ketiga peristiwa tersebut memiliki kedalaman makna yang tak hanya bagi umat Buddha, tetapi juga umat manusia secara umum.

 

1. Kelahiran Siddharta Gautama – Awal Perjalanan Pencerahan

 

Pada tahun 623 SM, Pangeran Siddharta Gautama lahir di Taman Lumbini, sebuah tempat yang kini berada di wilayah perbatasan antara Nepal dan India.

 

Terlahir dalam keluarga kerajaan, Siddharta tumbuh dalam kemewahan, namun sejak muda mulai mempertanyakan hakikat kehidupan dan penderitaan. Keresahannya terhadap penderitaan manusia menjadi awal dari perjalanan spiritualnya.

 

Kelahiran Siddharta bukanlah sekadar kelahiran seorang pangeran, tetapi momen penting yang menandai lahirnya tokoh besar yang kelak akan menuntun jutaan makhluk menuju pencerahan.

Kategori :