Parwati menyatakan, berbagai indikator seperti rasio kecukupan modal, LDR, hingga non-performing loan terlihat cukup aman. Sepanjang 2024, OCBC mencatat pertumbuhan DPK hingga 13 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp 205,9 triliun. LDR bank berkode emiten NISP itu juga mengalami pelonggaran menjadi 81,9 persen.
"Likuiditas relatif terjaga, jadi kami masih melihat kondisi yang positif. Likuiditas valas sejauh ini masih terkendali. Likuiditas dolar (USD) dan lainnya tidak ada masalah," ucap Parwati.
Dalam menjaga kepercayaan investor, lanjut Parwati, OCBC berfokus pada fundamental. Percaya pada prospek jangka panjang (long term). Tidak ada aksi korporasi khusus, termasuk buyback saham, dalam waktu dekat. (jpc/c1)
Kategori :