Arie pun membenarkan Bupati Ali Rahman meninggal dunia di RSUDAM. ’’Pak Bupati meninggal dunia karena gagal pompa jantung,” ungkap dia.
Menurutnya, jenazah almarhum akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Bintangmulya. ’’Pemakamannya di Waykanan, kampung halaman beliau, bersebelahan dengan orang tuanya,” ungkap Arie.
Terpisah, Wakil Direktur Keperawatan, Pelayanan, dan Penunjang Medik RSUDAM dr. Imam Ghozali menjelaskan bahwa almarhum sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Bumi Waras (RSBW) sebelum dirujuk ke RSUDAM pada Senin dini hari. ’’Awalnya di Bumi Waras, baru dirujuk ke RSUDAM,” terangnya.
Rujukan tersebut, sambung Ghozali, dikarenakan RSBW tidak memiliki konsultan intensive care (KIC). ’’Almarhum tiba di RSUDAM dalam keadaan tidak sadarkan diri sekitar pukul 04.00 WIB. Kondisi almarhum terus menurun sejak pukul 07.00–08.00 hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia pukul 11.05 WIB,” katanya.
’’Sekitar pukul 07.00 WIB itu kita kumpulkan tim. Karena di RSUDAM bekerja secara tim. Dari penyakit dalam ada dr. Lukman Pura, dokter jantung, dokter anestasi ahli neuroanastesi, ada juga dokter saraf,” ucapnya.
Disampaikan dr. Imam, kondisi Ali Rahman sejak pagi terus menurun, di mana kemampuan pompa jantungnya terus melemah.
’’Jadi kondisinya turun perlahan-lahan sejak pukul 07.00 atau 08.00 sampai pukul 11.00 WIB mulai ares tidak ada denyut lagi di monitor itu. Pukul 11.05 WIB dinyatakan meninggal dunia,” tuturnya.
Disinggung hasil kesimpulan medis penyebab meninggalnya Ali Rahman, dr. Imam menyebut gagal pompa jantung.
’’Mungkin karena, kalau dengar riwayat dari keluarga Bapak ini (Ali Rahman, Red) tidak berhenti (kegiatan, Red). Mulai dari retret sampai pernikahan, pelantikan, dan segala macam. Jadi kelelahan mungkin,” terangnya. Tetapi, dia belum bisa memastikan secara pasti penyebab dari meninggalnya Ali Rahman karena almarhum kontrol rutin di Rumah Sakit Bumi Waras. (sah/c1/yud)