Tarif Dagang Presiden AS Bikin Heboh

Jumat 04 Apr 2025 - 21:06 WIB
Reporter : Tim Redaksi
Editor : Yuda Pranata

JAKARTA - Negara-negara pengekspor barang bernilai tambah rendah seperti Vietnam dan Thailand menjadi korban paling parah dalam gelombang tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Trump menetapkan tarif dasar 10% untuk seluruh impor ke AS, tetapi negara-negara Asia Pasifik menghadapi tambahan tarif jauh lebih tinggi.

Vietnam dikenai tarif hingga 46%, disusul Kamboja 49%, Sri Lanka 44%, dan Bangladesh 37%. Thailand tak luput dari hantaman, dengan tarif mencapai 36% dilansir dari ING Think. 

BACA JUGA:Liburan Berujung Duka di Sungai dan Laut Lampung

’’Vietnam adalah negara dengan defisit perdagangan terbesar kedua terhadap AS setelah Tiongkok. Tarif setinggi itu diperkirakan mengancam hingga 5,5% dari produk domestik bruto (PDB) Vietnam,” kata analis.

Sementara Thailand, dengan eksposur ekspor ke AS sebesar 9% dari PDB, berisiko kehilangan 3% dari PDB-nya dalam jangka menengah.

Sebaliknya, negara-negara ekonomi besar seperti India, Jepang, dan Korea Selatan masih punya ruang bernapas

Meskipun terkena tarif sekitar 24–26%, sektor unggulan mereka seperti farmasi dan semikonduktor dikecualikan, melindungi sebagian besar nilai ekspor mereka.

Dengan ekspor bernilai tinggi dan defisit perdagangan terhadap AS, Negeri Singa hanya dikenai tarif 10%, serta mendapat pengecualian di sektor farmasi yang berkontribusi besar pada ekonominya.

Namun tantangan tetap membayangi kawasan. Thailand, sebagai pusat produksi otomotif ASEAN, terpukul keras karena lemahnya permintaan domestik dan serbuan mobil listrik dari Tiongkok.

Di sisi lain, Jepang dan Korea Selatan tetap harus menanggung tarif 25% untuk mobil dan suku cadang yang menjadi andalan ekspor mereka.

Tekanan terhadap inflasi di Asia justru mereda. Kelebihan pasokan dari Tiongkok menekan harga global, terutama di sektor energi bersih, tekstil, dan mebel—yang secara tak langsung turut menurunkan laju inflasi di banyak negara Asia.

Meski peluang untuk membalas tarif sangat kecil, beberapa negara seperti Vietnam masih menjajaki opsi negosiasi.

Konsesi tambahan seperti menurunkan tarif impor mobil dan produk pertanian dari AS disebut sebagai jalan untuk meringankan tekanan.

Dengan dinamika perdagangan global yang makin tak menentu, negara-negara seperti Vietnam dan Thailand kini harus bergerak cepat menyusun strategi baru. Jika tidak, badai tarif Trump bisa menjelma menjadi krisis ekonomi yang lebih dalam bagi kawasan.

Tags :
Kategori :

Terkait