BLAMBANGANUMPU– Carut marutnya pendistribusian gas elpiji 3 kg, salah satunya dengan tidak meratanya pembagian jatah pangkalan oleh agen diduga menjadi salah satu pemicu langkanya gas di Waykanan.
Sehingga walaupun Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Waykanan bersama Pertamina sudah menggelar operasi pasar, namun masyarakat masih kesulitan dan harus rela mengantri di pangkalan sejak subuh agar bisa mendapat satu tabung gas elpiji.
Seperti yang dialami warga di Kampung Umpubhakti di Kecamatan Blambanganumpu yang merupakan ibu kota Waykanan pada Kamis (6/3) pagi.
Terpantau ratusan warga terlihat mengantre di salah satu pangkalan gas elpiji di kampung tersebut.
Menurut informasi yang dihimpun dari lokasi, warga mulai berdatangan sejak pukul 05.00 WIB untuk memastikan mereka mendapatkan gas yang belakangan ini sulit didapat.
Salah seorang warga, Evi (46) mengaku harus mengantre selama tiga jam sebelum akhirnya memperoleh tabung gas yang dibutuhkan untuk usahanya.
"Antreannya lama sekali. Tadi sempat ngobrol dengan warga lain, ada yang sudah datang sejak subuh. Soalnya, kita harus menunggu stok tabung gas datang dari agen," kata Evi saat ditemui di lokasi antrean.
Di tempat yang sama, Mat (56), seorang guru honorer di Waykanan, juga turut mengantre sejak pukul 05.00 pagi. Ia baru mendapatkan tabung gas sekitar pukul 08.00 WIB.
"Saya dari jam 5 pagi, ini sudah jam 8 baru dapat. Padahal hari ini anak-anak sekolah mulai masuk. Bingung saya ini sama pemerintah, katanya sudah ada operasi pasar, tapi kok masih harus antre begini," kesalnya.
Mat menuturkan ia sudah mencari gas elpiji di berbagai warung hingga ke kampung tetangga, namun kosong.
Kelangkaan ini membuat warga resah, terutama mereka yang bergantung pada gas elpiji untuk kebutuhan sehari-hari maupun usaha kecil.
Sejumlah warga berharap pemerintah dan pihak terkait segera mengatasi masalah distribusi agar pasokan gas lancar.
Dari penelusuran wartawan media ini di Blambanganumpu terdapat beberapa pangkalan gas elpiji dari agen yang berbeda.
Semua pangkalan ini selalu kekurangan gas, sehingga terkadang harus berbantahan dengan masyarakat datang untuk membeli gas.
"Kami sudah berkali-kali mengajukan permintaan kuotanya ditambah ke Pertamina, tetapi sampai permintaan membeludak begini permintaan kami tidak ditanggapi, sehingga kadang kami malah berbantahan dengan pembeli karena mereka pikirkan sengaja menumpuk gas, padahal memang sedang kosong,” kata salah satu pemilik pangkalan gas elpiji 3 kg di Blambanganumpu.
Terpisah Kadisperindag Wakanan Edi Supriyanto menerangkan dalam menyikapi kelangkaan gas elpiji 3 kg, saat ini sebenarnya sudah sejak tahun 2024 lalu, Pemkab Waykanan telah mengusulkan permohonan penambahan kuota gas elpiji 3 kg yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM.