2. Akui Perasaan Anakmu
Empati merupakan salah satu respons yang paling kuat dan menenangkan yang mampu kita berikan, terutama kepada anak-anak. Dengan mengakui perasaan mereka, kita memberikan validasi terhadap apa yang dirasakan, termasuk perasaan yang sering kita anggap sebagai negatif seperti kemarahan, frustrasi, atau kekecewaan.
Terkadang yang dibutuhkan anak hanya pengakuan terhadap perasaan mereka supaya mereka dapat mulai mengatasi masalah yang ada. Dengan memvalidasi emosi anak, kamu tidak hanya membuat mereka lebih peka terhadap perasaan tersebut, tetapi juga memberi izin bagi mereka merasakan dan mengungkapkannya dengan bebas kepada orang lain.
3. Tunda Koreksi dan Kumpulkan Lebih Banyak Informasi
Ketika anakmu membantah, usahakan untuk tidak terburu-buru mengoreksi mereka, meski kamu merasa mereka salah. Luangkan waktu guna mendengarkan mereka terlebih dahulu. Bahkan lebih baik lagi apabila kamu mengajukan pertanyaan lanjutan agar memahami lebih dalam mengapa mereka melihat situasi tersebut seperti itu.
Pendekatan ini tidak hanya mengakui perasaan anak, namun juga mendorong mereka untuk berbicara lebih terbuka. Kamu akan lebih mudah memperoleh kerja sama jika kamu menunjukkan kesiapan untuk mendengarkan kekhawatiran mereka, daripada langsung memberikan koreksi.
4. Coba Melihat Situasi dari Sudut Pandang Anakmu
Cobalah melihat situasi dari sudut pandang anakmu sebelum bereaksi. Kita biasanya berharap anak-anak kita mampu memahami cara berpikir orang dewasa, tanpa mempertimbangkan bagaimana mereka memandang atau merasakan situasi tersebut.