"Berisiko terhadap keselamatan pelayaran, Perahu Nelayan apabila kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 m. Kapal Tongkang apabila kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,5 m, Kapal Ferry apabila kecepatan angin mencapai 21 knot dan tinggi gelombang mencapai 2.5," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang diprediksi masih terjadi hingga beberapa hari ke depan di sebagian besar wilayah Lampung.
Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Lampung Rudy Haryanto menjelaskan kondisi suhu udara saat ini berada pada angka 23,0°– 32,0°C kecuali wilayah Lampung bagian barat suhu udara berkisar 16,0°C – 29,0°C.
Kemudian kelembapan udara mencapai 56–100%. Serta arah dan kecepatan angin barat-utara 5–20 knots (9–38 km/jam). ’’Prakiraan cuaca di Provinsi Lampung berpotensi hujan deras disertai angin kencang hingga beberapa waktu ke depan," katanya, Kamis (5/12).
Menurutnya, hal itu terjadi lantaran hingga kini bibit siklon tropis 91S terpantau berada di Samudra Hindia selatan Banten (9.5°LS, 105.0°BT), dengan kecepatan angin maksimum mencapai 15 knot (28 km/jam) dan tekanan minimum 1006 hPa.
’’Meskipun potensi berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan masih rendah, dampaknya sudah dirasakan di beberapa wilayah, termasuk Lampung," ujarnya.
Akibatnya, kata dia, cuaca ekstrem tersebut akan membuat dampak di wilayah Lampung seperti hujan lebat ýang berpotensi menyebabkan banjir dan genangan air.
"Terutama di wilayah Pesisir dan Perkotaan. Kemudian angin kencang ýang dapat membahayakan aktivitas di luar ruangan dan terakhir gelombang laut tinggi 2,5m -4 meter di perairan Barat Lampung yang beresiko bagi aktivitas pelayaran dan nelayan," ungkapnya.
Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat untuk selalu waspada terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi mulai dari pohon tumbang, banjir hingga longsor.
Sementara, Cuaca buruk yang melanda wilayah Bandar Lampung, terutama di Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung mengakibatkan sejumlah rumah warga rusak. Setidaknya, ada sekitar 10 rumah mengalami kerusakan ringan dan beberapa pohon tumbang.
Salah satu rumah warga yang terdampak, Danu, mengatakan akibat angin kencang, atap dan plafon rumahnya rusak parah terbawa angin, dirinya mengungkapkan rasa terima kasih atas perhatian dan bantuan yang diberikan oleh aparat kepolisian.
Cuaca ekstrem juga melanda warga di permukiman padat penduduk yang berada di sepanjang pesisir laut Telukbetung. Mereka harus berjibaku menghalau masuknya air ke pemukiman warga. Sebab, air menggenangi rumah mereka akibat banjir rob atau air laut pasang.
Seperti di Kelurahan Kangkung, Bumiwaras, Bandarlampung, ratusan rumah warga terendam banjir rob. Selain karena memang fenomena alam, banjir rob ini juga disebabkan minimnya fasilitas draenase yang ada di lokasi tersebut yang mengalami pendangkalan. Sehingga kali tidak bisa menampung air rob yang mengakibatkan masuk rumah rumah warga. (mel/c1/yud)