Mahfuz Sidik: Indonesia Harus Antisipasi Dampak Kemenangan Trump terhadap Keamanan Asia Pasifik

Kamis 07 Nov 2024 - 21:52 WIB
Reporter : Agung Budiarto
Editor : Agung Budiarto

Secara mengejutkan, Trump juga diperkirakan akan meraih suara terbanyak dalam pemilu kali ini, mengakhiri kekalahan berturut-turut Partai Republik dalam perolehan suara populer selama dua dekade terakhir.

Di sisi lain, ribuan pendukung Kamala Harris yang berkumpul di kampus Universitas Howard, tempat kelahiran politik Harris, terkejut dan menangis ketika hasil pengumuman semakin jelas menunjukkan bahwa kandidat mereka tidak dapat menang.

Dalam suasana yang tegang, Cedric Richmond, rekan ketua kampanye Harris dan mantan anggota kongres Louisiana, menyampaikan kepada kerumunan yang hening bahwa Harris tidak akan memberikan pidato malam itu.

“Kami masih harus menghitung suara... Jadi Anda tidak akan mendengar kabar dari Wakil Presiden malam ini,” kata Richmond.

Dengan kemenangan ini, Trump menjadi presiden kedua dalam sejarah Amerika yang terpilih dalam siklus pemilu yang tidak berurutan. Ia bergabung dengan Grover Cleveland, yang terpilih sebagai Presiden ke-22 pada tahun 1884 dan Presiden ke-24 pada tahun 1892, sementara Benjamin Harrison dari Partai Republik menjabat di antara masa kepresidenannya.

Sementara itu, Kamala Harris tidak berhasil mencatat sejarah sebagai Presiden perempuan pertama, meski ia memiliki identitas sebagai anak dari imigran Jamaika dan India. (ant/abd)

Kategori :