Southern Oscillation Index (SOI) berada di +4.1, yang tergolong tidak signifikan, sehingga tak berpengaruh terhadap pola konvektif di sebagian wilayah Indonesia timur.
Indeks ENSO di wilayah NINO3.4 tercatat pada -0.53, dalam kategori normal (±0.5), tetapi masih mempengaruhi pola konvektif di beberapa area tersebut.
Indeks Dipole Mode (DMI) berada di -0.93, menandakan suplai uap air dari Samudra Hindia menuju wilayah Indonesia barat cukup signifikan, meningkatkan aktivitas pembentukan awan.
Sementara itu, fase MJO berada di Fase 6 (Western Pacific), yang tidak berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan.
Gelombang Kelvin tidak terpantau, namun gelombang Rossby Ekuatorial terlihat di Nusa Tenggara Timur dan Papua Selatan.
Indeks Surge mencatat +9.3 (normal < +10), menunjukkan aliran massa udara dingin tidak signifikan terhadap cuaca.
Belokan angin dan konvergensi teridentifikasi sebagai daerah potensial untuk pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Sumatera dan Papua.
Anomali suhu permukaan laut (SST) berkisar antara +0.5 hingga +3.4 °C, dapat meningkatkan potensi penguapan dan menambah massa uap air di perairan sekitar.
Kelembapan udara di lapisan 700mb dan 500mb lebih basah, mendukung pembentukan awan hujan.
Dalam sepekan ke depan, potensi hujan di Provinsi Lampung akan meningkat, terutama di wilayah barat.
Dalam 3 hari ke depan, wilayah Lampung diprakirakan cerah berawan hingga berawan, dengan potensi hujan sedang hingga lebat pada sore dan malam hari.
Waspada potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada pagi di Pesisir Barat, Tanggamus, Pesawaran pada 29 Oktober 2024 pagi hari.
Sementara, siang dan sore di Way Kanan, Lampung Utara, Lampung Barat, Pesisir Barat. Malam dan dini hari di Way Kanan, Pesisir Barat, Tanggamus, Pringsewu, Pesawaran, dan Lampung Selatan.
Sementara pada Rabu 30 Oktober 2024: Waspada potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada pagi di Pesisir Barat, Tanggamus, Pesawaran. Malam dan dini hari di Pesisir Barat, Tanggamus, dan Pesawaran.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung Rudy Haryanto mengatakan di beberapa wilayah khususnya di Bandar Lampung masih akan mengalami cuaca panas.
“Menurut saya penyebab cuaca panas ini karena aktif nya dua siklon tropis (trami dan kong-rey) di laut cina selatan dan samudera pasifik bagian barat memberikan dampak tidak langsung, yaitu tertariknya massa udara di sebagian wilayah Indonesia bagian selatan ke arah aktivitas siklon tropis,” katanya, Selasa, 29 Oktober 2024.