BANDAR LAMPUNG — Dua insiden kebakaran terjadi di lokasi berbeda di Bandarlampung pada Senin pagi, yang diduga akibat korsleting listrik. Kebakaran pertama terjadi di Jalan Badak, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Kedaton, yang menghanguskan bagian ruang makan serta sejumlah perabotan rumah tangga.
Kepala Bidang Pemadaman Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Bandarlampung, Irman Saputra, menyatakan pihaknya menerjunkan puluhan personel dan beberapa armada pemadam untuk menangani kebakaran tersebut.
"Kami berhasil memadamkan api yang diduga berasal dari korsleting listrik pada salah satu alat elektronik di rumah tersebut," ujar Irman.
BACA JUGA:Banyak Badan Usaha dan UMKM Menunggak BPJS Kesehatan
Selain kebakaran di Kedaton, petugas Damkarmat sebelumnya juga menangani kebakaran rumah di Jalan Insinyur Sutami, Kecamatan Sukabumi. Kebakaran tersebut menghanguskan satu unit rumah semi permanen, dengan dugaan penyebab yang sama, yaitu korsleting listrik.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kedua peristiwa tersebut karena rumah dalam keadaan kosong saat kejadian. Namun, pemilik rumah mengalami kerugian material hingga puluhan juta rupiah.
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bandarlampung mengimbau masyarakat untuk rutin memeriksa alat-alat elektronik dan penggunaan listrik di rumah guna mengantisipasi risiko kebakaran.
"Kami mengimbau masyarakat agar lebih waspada dan memeriksa kondisi peralatan listrik secara berkala," kata Irman Saputra.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bandar Lampung Anthony Irawan mengungkapkan ada 33 peristiwa kebakaran selama bulan September 2024 yang ditangani, di Kota Tapis Berseri.
Melalui Kabid Pemadaman Dinas Damkar Bandar Lampung, Irman Saputra yang menyebutkan data peristiwa kebakaran yang terjadi diakibatkan musim kemarau yang berkepanjangan.
"Total ada 33 kebakaran di Bandar Lampung karena sempat dilanda panas yang cukup menyengat selama bulan September, itu yang menyebabkan kebakaran," katanya.
Menurutnya, dari total tersebut peristiwa jebakaran lahan paling banyak atau mendominasi selama bulan September tersebut dengan total 22 peristiwa.
"Per 30 September 2024 setelah bangunan penduduk, masih ada kebakaran lahan dengan total 22 kasus, semuanya berasal dari sampah. Sementara yang lain ada dari Kendaraan 1 kasus, Bangunan penduduk 7 kasus dan lain-lain 3 kasus," ungkapnya.
Bahkan kata, dia pada bulan September ini terdapat peristiwa kebakaran yang terjadi tiga kali dalam sehari, yakni di Jalan Cik Ditiro Kemiling, Jalan Kota Sepang Wayhalim, dan di Kali Akar.
Dimana dari kebakaran itu semua, mengakibatkan kerugian mencapai ratusan juta rupiah yang diderita para korban.