Dua Napi Jaringan Fredy Pratama Dituntut Mati

Rabu 25 Sep 2024 - 20:57 WIB
Reporter : Leo Dampiari
Editor : Yuda Pranata

Diketahui sebelumnya, jaringan Fredy Pratama masih menjadi momok pada kasus peredaran narkoba yang berhasil diungkap jajaran Ditresnarkoba Polda Lampung.

Selain jaringan Fredy Pratama, aparat juga berhasil mengungkap 3 jaringan lainnya. Masing-masing, jaringan Aceh-Medan-Lampung dan Jakarta; kemudian jaringan Malaysia-Aceh Utara-Bogor dan Sulawesi Selatan; serta jaringan Riau dan Jakarta.

Menurutnya, dari 49 tersangka itu diamankan karena keterlibatannya dalam 19 kasus. Dari kasus tersebut, lanjutnya, pihak kepolisian berhasil menyita barang bukti berupa 147,4 kg sabu dan 56,1 kg ganja.

Selain narkoba, kata Kapolda, pihaknya juga mengamankan sejumlah barang bukti lain. Di antaranya 1 unit mobil Toyota Innova Reborn, 1 Colt Diesel, tas serta kardus.

Helmy menjelaskan, modus yang dilakukan oleh para pelaku adalah dengan memasukkan narkoba ke dalam tas atau kardus.

“Sebagian besar ditangkap di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, termasuk jaringan Fredy Pratama. Untuk jaringan Fredy Pratama ini, ada 8 orang tersangka dengan barang bukti sabu seberat 35,1 kg,” terangnya.

Lalu, dari jaringan Aceh-Medan-Lampung dan Jakarta berhasil menangkap 8 pelaku di sekitar Pelabuhan Bakauheni dan Jawa Timur dengan barang bukti 38,1 kg sabu-sabu.

Selanjutnya, dari jaringan Malaysia-Aceh utara-Jakarta-Bogor dan Sumatera Selatan ada 15 tersangka dengan barang bukti 52,4 kg sabu-sabu. Dan dari jaringan Riau-Jakarta terdapat 3 tersangka dengan barang bukti sebanyak 20 kg sabu- sabu.

Helmy melanjutkan, sindikat barang haram tersebut memang memilih jalur darat sebagai jalur favorit. Sebab, katanya, selain posisi gegografis Lampung yang berada di ujung Pulau Sumatera, juga karena ongkos yang relative lebih murah.

“Posisi geografi di ujung Sumatra menjadi posisi favorit karena operasional cost lebih murah ketimbang menggunakan pesawat. Jalur darat lebih murah sehingga menjadi pilihan para sindikat jaringan,” bebernya.

Helmy mengaku, pihaknya masih terus melakukan pengembangan terhadap ke empat jaringan tersebut. “Dari nilai ekonomi, barang bukti senilai sekitar Rp220,6 miliar. Dengan ungkap kasus ini ada 625.040 jiwa yang berhasil terselamatkan,” tutupnya. (leo/c1/yud)

Tags :
Kategori :

Terkait

Terkini

Minggu 24 Nov 2024 - 16:47 WIB

Kapolres Tuba Cek Senjata Api Personel

Minggu 24 Nov 2024 - 16:40 WIB

136 Peserta CPNS Mesuji Lolos Tes SKD

Minggu 24 Nov 2024 - 16:30 WIB

Iklan Baris 25 November 2024