PRINGSEWU - Lahan sawah seluas 13.928 hektare di Pringsewu pada musim panen 2023 menghasilkan padi 124.652 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 74.495 ton beras. Sementara total konsumsi masyarakat Pringsewu dalam satu tahun mencapai 31.084 ton.
’’Ada surplus 43.411 ton beras yang dapat dikirim ke luar wilayah Kabupaten Pringsewu," kata Pj. Bupati Pringsewu Marindo Kurniawan saat panen perdana padi metode tanpa olah tanah (TOT) musim tanam gadu 2024 di Gapoktan Dadisari, Pekon Wonodadi, Kecamatan Gadingrejo.
Marindo mengatakan, hal ini menunjukkan Kabupaten Pringsewu telah secara nyata berperan dalam menjaga ketersediaan pangan. "Metode penanaman padi TOT merupakan salah satu alternatif yang dilakukan untuk menghemat biaya tanam hingga 40%. Selain mengurangi biaya produksi dan waktu musim tanam hingga 1 bulan," ujarnya.
Dengan TOT, kata Marindo, kualitas pertumbuhan tanaman dan hasil panen tidak berbeda dengan penanaman padi biasa. ’’Juga konsep pengendalian hama terpadu padi sawah dapat diterapkan. Tentunya dapat melestarikan kesuburan tanah, mengurani pencucian unsur hara, dan jumlah sendimen terangkut.
"Meskipun masih belum banyak petani dan gapoktan yang menggunakan metode ini, saya berharap dengan melihat hasil yang diperoleh hari ini akan banyak yang mulai beralih dan menerapkan pola budi daya padi ini," jelas Marindo.
Marindo mengajak bersama-sama mencarikan ide, gagasan, dan inovasi untuk mengatasi berbagai kendala yang masih dihadapi para petani di Kabupaten Pringsewu. ’’Ini agar kesejahteraan petani dapat meningkat dan kebutuhan pangan dapat tercukupi. Sekaligus dalam rangka mendukung swasembada pangan di Kabupaten Pringsewu,’’ ujarnya.
Selain beras, kata Maroindo, masih banyak potensi unggulan lain di Kabupaten Pringsewu. ’’Yakni cabai, bawang merah, dan jagung. Juga sektor peternakan, antara lain, sapi, ayam potong, dan telur," ungkapnya. (*)