LAMPUNG BARAT – Pilkada di Kabupaten Lampung Barat (Lambar) dipastikan melawan kotak kosong. Sebab, KPU setempat hanya menerima satu pendaftaran pasangan calon, yakni Parosil Mabsus-Mad Hasnurin.
Pilkada di Lambar yang melawan kotak kosong ini membuat aktivis ’98 Anton Hilman, S.Si. mendirikan sebuah gerakan untuk mengampanyekan pilih kotak kosong.
Tujuan gerakan ini, menurut Anton, agar dalam Pilkada Lambar ada penyeimbang pasangan calon tunggal. Mengingat hanya ada satu calon bupati-wakil bupati yang mendaftar di KPU.
BACA JUGA:Bawaslu Siap Mediasi, PDIP Akan Tempuh Jalur Hukum
’’Tidak ada tujuan selain agar Pilkada Lambar bisa tetap asyik dan seru. Karena kan tidak ada calon selain dari satu paslon yang mendaftar di KPU," kata Anton yang juga pernah menjadi staf ahli fraksi PDI Perjuangan di DPRD Lampung Barat tersebut.
Anton mengaku gerakan pilih kotak kosong ini merupakan hasil pembicaraan dengan beberapa tokoh dan aktivis. Sehingga diharapkan kandidat yang maju bisa lebih serius dalam menyusun dan menyampaikan visi-misi kepada masyarakat.
’’Harapannya kandidat sebelah bisa memiliki lawan dalam adu gagasan. Ketika nantinya logis, maka masyarakat memilih dia. Namun ketika gagasan tidak bagus, maka masyarakat pilih kotak kosong. Sehingga dengan adanya gerakan ini akan memacu kandidat untuk bisa lebih serius dalam membuat visi-misi," kata dia.
Anton kembali menegaskan bahwa gerakan pilih kotak kosong ini bukan karena tidak suka dengan paslon yang ada, tetapi lebih supaya Lambar ke depannya lebih maju.
"Pada intinya bukan karena niatnya tidak suka, tetapi jangan sampai masyarakat Lampung Barat dikasih cek kosong, tetapi memang harus diberikan visi misi yang betul-betul berpihak kepada masyarakat dan mampu memajukan Lampung Barat," kata dia.
Gerakan pilih kotak kosong ini, sambung Anton Hilman, akan ditindaklanjuti dengan dilakukan pertemuan dengan tokoh dan aktivis yang akan turut serta.
"Tapi, saya belum bisa menyampaikan siapa saja, mereka masih minta ini senyap, karena mohon maaf baru saya yang muncul di FB (Facebook) dan WA (WhatsApp) banyak yang enggak suka, padahal kita sebenarnya berharap hal-hal untuk bisa menciptakan demokrasi yang lebih baik ini bisa lebih terbuka, kita niatnya kedepan hanya mengkritisi apa yang menurut masyarakat kurang baik," tandasnya.
Sementara, selain Anton Hilman, terdapat media sosial (medsos) Instagram @Info_Lambar mengunggah gambar gedung parlemen, dilengkapi tulisan Vox Populi, Vox Dei, sebuah ungkapan dalam bahasa Latin ini terjemahannya adalah suara rakyat adalah suara Tuhan. Unggahan tersebut juga dilengkapi Hashtag #kotakkosong #politikdinasti. (nop/rlmg/c1/yud)