Lampung Juga Terdampak Aphelion, Dingin Diperkirakan hingga Agustus

LEBIH DINGIN DARI BIASANYA: Meski terkadang hujan, cuaca belakangan ini di Bandarlampung rata-rata cerah. Meski cerah, tetapi udara terasa lebih dingin dari biasanya. - FOTO AGUNG BUDIARTO/RADAR LAMPUNG-

Suhu Jadi Lebih Dingin meski Cuaca Panas 

BANDARLAMPUNG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung menyatakan bahwa Provinsi Lampung juga sedang mengalami fenomena Aphelion. Ini menyebabkan suhu dingin tidak normal terutama di malam hari di berbagai daerah di Lampung. 

Fenomena yang mendapat perhatian publik belakangan ini terjadi ketika suhu mencapai 15 hingga 24° Celsius meskipun cuaca cerah tanpa hujan.

Rudy Haryanto, Kasi Data dan Informasi BMKG Lampung, menjelaskan bahwa Fenomena Aphelion dan perihelion terjadi secara siklus karena bentuk orbit Bumi yang oval mengelilingi Matahari.

"Momen ini terjadi karena pengaruh bentuk orbit Bumi yang berbentuk oval dalam mengelilingi Matahari," kata Rudy, Rabu, 17 Juli 2024.

Menurut Rudy, suhu dingin yang terasa ekstrem ini dipengaruhi oleh musim kemarau, di mana minimnya awan pada malam hari memungkinkan radiasi matahari mencapai permukaan Bumi tanpa hambatan, menyebabkan suhu turun di bawah rata-rata normal.

BACA JUGA:Jangan Sampai Lolos, Polresta Bandar Lampung Juga Razia Anggota

BMKG menegaskan bahwa penurunan suhu yang terjadi ini merupakan hal yang biasa terjadi pada bulan Juli hingga Agustus, puncak musim kemarau, dan diperkirakan akan berlanjut hingga September. 

Masyarakat diimbau untuk tetap menjaga kesehatan dengan cukup mengonsumsi air dan makanan bergizi agar imunitas tubuh tetap terjaga menghadapi fluktuasi suhu.

"Saat pagi, meskipun suhu terasa dingin, masyarakat tetap disarankan untuk memperhatikan asupan vitamin C dan vitamin D untuk menjaga kesehatan tubuh," tambahnya. 

Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Lampung menyebut cuaca ekstrim berupa hujan deras disertai kilatan petir dan angin kencang saat musim kemarau saat ini adalah hal normal.

Kasi Data dan Informasi BMKG Lampung Rudy Haryanto menjelaskan terjadinya cuaca ekstrim ýang terjadi dihampir sebagai besar wilayah Lampung, walaupun sudah musim kemarau karena secara dinamika masih terpantau perlambatan angin dan mempengaruhi derasnya hujan.

BACA JUGA:Kejari Bandar Lampung Musnahkan Barang Bukti 361 Perkara, Ada Sabu hingga Kosmetik

"Dari kondisi dinamika atmosfer secara regional, masih terpantau perlambatan angin dan belokan angin kemudian aktivitas MJO di fase 3, aktivitas gelombang equator rossby. Hangatnya suhu muka laut di perairan sekitar Lampung yang memberikan kontribusi dalam peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan di sebagian besar wilayah Lampung," katanya, Rabu, 10 Juli 2024. 

Tag
Share