UNIOIL
Bawaslu Header

Memasuki Hari Keempat, Pencarian Remaja Asal Tangerang yang Hilang di Pantai Biha Masih Nihil

Tim SAR Gabungan melakukan pencarian remaja asal Tangerang yang hilang di pantai Biha, Pesisir Barat.-Foto Basarnas Lampung-

PESISIR BARAT, RADAR LAMPUNG – Memasuki hari ketiga, upaya pencarian terhadap remaja asal Tangerang yang terseret ombak saat bermain di Pantai Biha, Pesisir Barat masih belum juga membuahkan hasil. 

Tim SAR Gabungan masih melanjutkan pencarian pada hari ini, Rabu 3 Maret 2024. Sebelumnya, Tim SAR Gabungan melakukan pencarian dengan melakukan penyisiran ke berbagai titik. Tim dibagi menjadi 3 SRU mulai melakukan pencarian sejak pukul 07.00 WIB.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Lampung, Wadanpos SAR Tanggamus Tri Wardoyo mewakili Deden Ridwansah mengatakan, Tim SAR Gabungan telah melaksanakan pencarian sesuai dengan rencana operasi. 

Dijelaskan, SRU 1 melakukan penyisiran di permukaan air menggunakan perahu nelayan dengan radius pencarian seluas 4,3 Nm. Kemudian, SRU 2 melakukan pencarian menggunakan perahu karet sejauh 4,3 Nm ke arah barat dari lokasi kejadian. Sedangkan SRU 3 menyisir bagian darat sejauh 8 km ke arah Timur Laut dari TKP.

Diketahui, Tim SAR Gabungan melakukan pencarian terhadap Muhamad Fahcri Irawan. Remaja 14 tahun asal Kelurahan Paku Jaya, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tanggerang Selatan, Provinsi Banten ini sebelumnya terseret arus di Pantai Way Nipah, Pekon Biha, Kecamatan Pesisir Selatan, Pesisir Barat. 

Kejadian berawal pada Minggu 31 Maret 2024, sekitar pukul 14.30 WIB. Rekan korban Raditya pergi bersama korban berangkat dari rumah menuju rumah saudaranya di Pekon Pagar Dalam. 

Sekitar pukul 14.45 WIB, saksi bersama korban singgah di pantai belakang Pasar Selasa, Pekon Biha, Pesisir Selatan, Pesisir Barat untuk mandi. 

Tiba di pantai tersebut, mereka lalu mandi. Raditya sempat mengingatkan kepada korban bahwa jangan mandi terlalu tengah karena ombak cukup besar. Namun korban tidak mengindahkan. Tak lama kemudian, korban ke Tengah. Saat itulah, ombak besar tiba dan menyeret korban hingga hilang. 

Setelah melihat kejadian tersebut, saksi langsung kembali ke kediamannya di Pemangku Way Nipah guna melaporkan kejadian tersebut. Pihak keluarga korban langsung menghubungi Basarnas Lampung untuk membantu pencarian dan pertolongan. 

Menindaklanjuti laporan ini, Kepala Kantor Basarnas Lampung Deden Ridwansah mengerahkan 1 tim Rescue Pos SAR Tanggamus menuju lokasi kejadian. 

Tim langsung berkoordinasi dengan unsur SAR Gabungan yang terdiri dari BPBD Pesibar, Polsek Pesibar, Polairud Pesibar dan masyarakat setempat. 

Selanjutnya, pencarian dilakukan dengan pantauan visual dari bibir pantai. Namun karena cuaca yang kurang bersahabat, tim akhirnya memutuskan untuk menghentikan pencarian sementara.

Pada hari ke dua, tim dibagi menjadi 2 SAR Rescue Unit (SRU) untuk melakukan pencarian di 2 sektor. Tim SRU 1 melakukan pencarian ke arah Tenggara dari lokasi kejadian sejauh 3 Nm (Nautical Mile) dengan menggunakan perahu jukung. Sementara SRU 2 menggunakan perahu karet melakukan penyisiran ke arah Barat Daya sejauh 3 Nm.

Tidak itu saja, Tim SAR Gabungan juga menggunakan Aqua Eyes yaitu peralatan deteksi bawah air untuk pencarian. Namun hingga kini tanda-tanda korban masih belum terdeteksi. (*)

Tag
Share