Penyaluran Kredit Tumbuh 13,9 Persen, Angkanya Tembus Rp 810,4 Triliun
SALURKAN KREDIT: PT Bank Central Asia Tbk. menyalurkan kredit mencapai Rp810,4 triliun sepanjang tahun 2023. -FOTO JAWAPOS -
JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. menyalurkan kredit mencapai Rp810,4 triliun sepanjang tahun 2023. Angka ini tercatat tumbuh 13,9 persen secara tahunan (yoy), atau di atas rata-rata industri.
Penyaluran kredit BCA ditopang oleh segmen korporasi yang naik 15 persen (yoy) menjadi Rp368,7 triliun. Kemudian segmen komersial naik 7,5 persen (yoy) menjadi Rp126,8 triliun. Pada periode yang sama, kredit UKM mencapai Rp107,9 triliun atau naik 16 persen (yoy).
Adapun kredit konsumen, kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) masing-masing naik 2,3 kali lipat dan 2,6 kali lipat dalam tiga tahun terakhir.
"Pencapaian ini turut mendorong outstanding KPR meningkat 11,7 persen (yoy) menjadi Rp 121,8 triliun, dan KKB naik 20,8 persen (yoy) menjadi Rp56,9 triliun per Desember 2023," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, Kamis (25/1).
BACA JUGA:Pengamat Nilai PBI Jamsostek Bisa Tekan Angka Kemiskinan
Jahja memaparkan, saldo outstanding personal loans juga tumbuh 21,7 persen (yoy) menjadi Rp 16,7 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 14,8 persen (yoy) menjadi Rp198,8 triliun.
BCA juga melaporkan penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 10,6 persen (yoy) menjadi Rp 202,6 triliun per Desember 2023, di atas target pertumbuhan 9 persen, dan berkontribusi 24,8 persen terhadap total portofolio pembiayaan BCA.
Capaian ini salah satunya ditopang kredit kendaraan bermotor listrik yang naik hampir 4 kali lipat secara tahunan, mencapai Rp1,3 triliun. Sebagai bentuk diversifikasi pembiayaan berkelanjutan, BCA berinvestasi pada obligasi/sukuk hijau sebesar Rp1,6 triliun, atau naik 332 persen yoy.
BACA JUGA:Ekspor Lada Putih Bangka Belitung Meningkat jadi 4000 Ton
"Komitmen BCA mengedepankan nilai-nilai environmental, social, and governance (ESG) diperkuat melalui inisiatif perhitungan carbon footprint yang dihasilkan dari seluruh kegiatan operasional perseroan, sebagai basis untuk upaya penurunan emisi karbon," jelas Jahja.
Pertumbuhan kredit, kata Jahja, diikuti perbaikan kualitas pinjaman. Rasio loan at risk (LAR) membaik ke level 6,9 persen per akhir 2023, dibandingkan 10,4 persen pada 2022 lalu.
"Bahkan, rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) terjaga pada level 1,9 persen," tandasnya. (jpc/c1/abd)
Artikel ini sudah tayang di jawapos.com dengan judul: