Pabrik di Cikarang Berhenti Produksi , 1.500 Karyawan Kena PHK
Pabrik PT Hung-A Indonesia-FOTO Instagram -
JAKARTA - Pabrik di Cikarang berhenti produksi, 1.500 karyawan kena pemutusan hubungan kerja (PHK). Perusahaan itu adalah PT Hung-A Indonesia, produsen ban.
Perusahaan tersebut mengumumkan bahwa pabriknya di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Jabar), berhenti produksi. Pengumuman disertai dengan kebijakan tidak menggembirakan bagi karyawannya. Pasalnya, perusahaan asal Korea Selatan (Korsel) itu juga melakukan PHK massal.
Pengumuman tutupnya pabrik PT Hung-A Indonesia di Cikarang viral di media sosial (medsos). Seperti yang dilansir akun @info_cikarang (18/1). Pabrik itu menyatakan resmi menutup operasionalnya pada 1 Februari mendatang.
Dalam video yang beredar tampak para karyawan berdiri mendengarkan pengumuman yang disampaikan oleh pihak manajemen.
BACA JUGA:Sharp Luncurkan Smartphone Teringan AQUOS sense8 Ke Pasar Ponsel Indonesia
Diketahui PT Hung-A adalah produsen ban yang 70 persen sudah mengekspor produknya ke Eropa dan telah mengirimkan produknya ke Dunlop.
Sementara di pasar nasional, PT Hung-A sudah bekerja sama dan bermitra dengan beberapa perusahaan di Indonesia.
Diperkirakan ada sekitar 1.500 karyawan yang akan terkena PHK massal. Saat ini, kasus penutupan yang berdampak pada PHK karyawan tersebut tengah ditangani oleh Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi.
Dalam sebuah surat edaran yang beredar, tidak dijelaskan secara rinci alasan penutupan pabrik tersebut bisa terjadi.
BACA JUGA:KTM Tertarik Ingin Rekrut Marc Marquez
Namun, dalam surat edaran itu menyatakan bahwa beberapa alasan yang mengakibatkan perusahaan tersebut harus menghentikan operasional.
"Sebagaimana kita ketahui bahwa Covid-19 telah memukul ekonomi dunia secara global termasuk perusahaan kita," tulis direktur pada surat edaran tersebut.
"Ditambah lagi dengan peperangan yang terjadi di berbagai belahan dunia telah menambah pukulan yang berdampak pada bisnis perusahaan," tambahnya.
"Serta dinamika hubungan perusahaan yang tidak harmonis, sehingga operasional tidak berjalan dengan baik, mengakibatkan pesanan berkurang drastis dari oktober 2022, hingga 2024 perusahaan tidak lagi mendapat pesanan," lanjutnya.