Pemkab Tuba Temukan Kasus DBD di wilayah Ini
DBD: Diskes Tulangbawang menemukan kasus DBD di awal 2024.-FOTO DOK. ZAINAL ARIFIN/RADAR LAMPUNG-
MENGGALA – Pemerintah Kabupaten Tulangbawang (Tuba) melalui Dinas Kesehatan (Diskes) menemukan satu kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD). Satu kasus di awal tahun tersebut ditemukan di Kampung Agungdalam, Kecamatan Banjarmargo.
Kepala Diskes Tuba Fatoni mengatakan penyakit yang terjadi akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut kerap muncul saat pergantian musim dari kemarau ke penghujan. ’’Iya ada satu kasus DBD di Banjarmargo, Kampung Agungdalam,” katanya, Kamis (11/1).
Setelah ditemukannya kasus DBD di awal tahun ini, Diskesblangsung bergerak meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran DBD.
Fatoni menjelaskan, penyakit ini harus ditangani dengan baik dan tepat waktu. Sebab jika tidak akan menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian. Untuk saat ini, Dinas Kesehatan tengah gencar memberikan sosialisasi terkait bahaya dari DBD.
BACA JUGA:Sertifikat Akreditasi 11 Puskesmas di Tanggamus Belum Terbit, Ini Penyebabnya!
Tidak hanya itu, Dinas Kesehatan juga telah menyalurkan obat bubuk abate ke Puskesmas - Puskesmas. Kata Fatoni, bubuk abate tersebut dapat memperpendek siklus perkembangan larva nyamuk. Dengan begitu larva nyamuk akan mati sebelum menetas.
“Bubuk ini untuk mencegah perkembangbiakan menjadi nyamuk dewasa, jadi cukup penting dan berguna,” terangnya.
Pada musim penghujan ini, Dinas Kesehatan meminta masyarakat menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta menjaga lingkungan agar bebas dari barang-barang yang bisa menjadi sarang nyamuk.
Hal tersebut merupakan salah satu langkah awal dalam mencegah merebaknya penyakit DBD akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Selain itu, pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan Satu Rumah Satu Juru Pemantau Jentik (Jumantik).
BACA JUGA:Pastikan Penerapan UMK 2024, DT2KP Pesbar Segera Surati Perusahaan
Dengan begitu, setiap rumah warga akan memiliki kemampuan untuk dapat memeriksa tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk tanpa menunggu kader atau petugas yang datang.
“Harus dimulai dari rumah sendiri untuk menjadi Jumantik, harapannya keluarga dan rumah kita aman. Selain itu lingkungan dan tetangga kita juga dapat meniru, jadi bisa menerapkan hal yang sama menjadi Jumantik,” jelasnya.
Tidak hanya itu, menurutnya optimalisasi kegiatan Pemberantas Sarang Nyamuk (PSN) dengan 5M plus: mengubur barang bekas yang dapat menampung air, menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi, menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan dan mengganti air di vas bunga atau mendaur ulang barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk juga sangat penting.