RAHMAT MIRZANI

BEI Hentikan Sementara Perdagangan Saham Wika karena Tunda Pembayaran Sukuk

ILUSTRASI PT WIKA -FOTO IST -

JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA. 

Saham ini digembok BEI lantaran WIKA melakukan penundaan pembayaran sukuk.

“Perseroan telah menunda pembayaran pokok Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A (SMWIKA01ACN1) yang jatuh tempo pada tanggal 18 Desember 2023,” tulis pengumuman BEI, Senin (18/12).

Lebih lanjut, BEI mempertimbangkan hal tersebut untuk melakukan penghentian sementara perdagangan efek PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) di seluruh pasar terhitung sejak sesi I perdagangan efek 18 Desember 2023, hingga pengumuman Bursa lebih lanjut. 

BACA JUGA:Mitsubishi Motors Akan Produksi Kendaraan Listrik Niaga Minicab EV Baru di Indonesia, Kepoin Yuk!

BEI juga meminta kepada pihak-pihak terkait untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh WIKA.

Adapun landasan BEI menghentikan sementara perdagangan saham WIKA, meliputi Surat PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (“Perseroan”) No. SE.01.01/A.CORSEC.02005/2023 tanggal 14 Desember 2023 perihal Informasi terkait Pembayaran Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A.

Kemudian, Surat PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) No. KSEI-4860/DIR/1223 tanggal 15 Desember 2023 terkait Penundaan Pembayaran Pelunasan Pokok Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A (SMWIKA01ACN1).

Sementara itu, mengutip RTI Business, saham WIKA selama sepekan terkoreksi 5,51 persen. 

BACA JUGA:Hingga Desember, Pajak Negara Sudah 103 Persen dari Target Awal

Saham WIKA berada di level tertinggi Rp 282 per saham dan harga terendah berada di level Rp 183 per saham.

Sedangkan per hari ini, saham WIKA digembok pada level harga Rp 240 per saham. 

Dilihat dari harga pada tahun lalu, saham WIKA berada di level tertinggi sebesar Rp 945 per saham atau tercatat terkoreksi sebesar 70 persen. 

Adapun harga terendah secara year-to-date berada di level Rp 183 per saham. (jpc/abd) 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan