Timbunan Sampah Nasional Capai 38,2 Juta Ton

BUTUH KESADARAN: Kesadaran kolektif dan keterlibatan aktif dari berbagai pihak diperlukan untuk mengatasi permasalahan sampah.--FOTO DOK. KINO

JAKARTA - Peningkatan volume sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) serta minimnya pengelolaan sampah yang ramah lingkungan masih menjadi salah satu tantangan besar di Indonesia. Kondisi ini tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga menimbulkan risiko kesehatan bagi masyarakat.

 

Berdasarkan Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2023, hasil input dari 364 kab/kota se-Indonesia menyebut jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 38,2 juta ton. Dari total produksi sampah nasional tersebut, 61,79 persen (23,6 juta ton) dapat terkelola, sedangkan sisanya 38,21 persen (14,6 juta ton) belum terkelola dengan baik.

 

Kkarena itu, dibutuhkan kesadaran kolektif dan keterlibatan aktif dari berbagai pihak untuk bersama-sama mengatasi permasalahan sampah yang semakin meningkat. Salah satunya aksi bersih serentak bersama masyarakat yang digelar oleh PT Kino Indonesia Tbk. (KINO) di lingkungan sekitar pabrik operasional perusahaan yakni wilayah Cikembar, Cikande, Sayung, dan Pandaan.

 

Sebanyak 250 peserta yang terdiri dari karyawan, pemerintah dan masyarakat setempat serta merupakan perwujudan pilar ESG (Environmental, Social, & Governmental) ikut serta dalam aksi bersih serentak ini. "Kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi langsung Kino Indonesia kepada lingkungan dan masyarakat di sekitar wilayah bisnis kami. Hal ini juga merupakan langkah kecil dari komitmen besar Kino Indonesia terhadap bisnis berkelanjutan demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang," jelas Head of ESG Kino Indonesia, Anggara Linanda dalam acara perayaan 25 tahun berkarya, dikutip Jumat (11/10).

 

Di samping kegiatan bersih-bersih dan edukasi pengelolaan sampah ramah lingkungan, pihaknya juga merevitalisasi Bank Sampah Sariksa yang berlokasi di Desa Kertaraharja, Cikembar. Sampah anorganik yang berhasil dikumpulkan dari hasil bersih-bersih langsung disetorkan ke Bank Sampah untuk diolah kembali.

 

"Melalui edukasi dan revitalisasi Bank Sampah diharapkan masyarakat menjadi lebih aktif dalam mengelola sampah yang ada di rumah mereka dan pada akhirnya akan mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA," ujar Anggara.

 

Dalam proses revitalisasi Bank Sampah Sariksa ini, pihaknya menggandeng Duitin untuk melakukan proses pengkajian dan peningkatan kualitas Bank Sampah. Lewat kolaborasi ini, Bank Sampah Sariksa telah memiliki sistem pencatatan digital untuk sampah maupun nasabahnya, sehingga siap untuk beroperasi secara optimal.

 

Tag
Share