Minggu, 10 Nov 2024
Network
Beranda
Berita Utama
Ekonomi Bisnis
Lampung Raya
Politika
Olahraga
Metropolis
Lainnya
Advertorial
Edisi Khusus
Iklan Baris
Sosok
Bursa Kerja
Arsitektur
Wisata dan Kuliner
Otomotif
Teknologi
Lifestyle
Kesehatan
Hobi
Kriminal
Pendidikan
Edisi Ramadan
Network
Beranda
Berita Utama
Detail Artikel
Irreplaceable
Reporter:
Tim Redaksi
|
Editor:
Rizky Panchanov
|
Jumat , 19 Jul 2024 - 22:15
-Ilustrasi Freepik-
irreplaceable kadang kala aku bertanya-tanya pada angin yang berhembus sejuk menerpa wajahku. mengapa kehidupan ini sangat tidak adil? semesta baru saja mengambil kebahagiaanku di saat aku berencana untuk menghabiskan waktu dan melihat cahaya bintang-bintang saat larut malam bersama denganmu. waktu kita yang indah, bersamamu mengajarkanku bagaimana mengapung di atas ombak. aku berharap hari-hari kita tidak akan berakhir dan terus berputar seperti halnya jarum jam dan aku berharap kamu selalu tertawa seperti yang selalu kamu lakukan di saat kita sedang bersama. dia adalah ervan, laki-laki yang dipercaya keluargaku untuk menjadi sahabat sekaligus menjadi seorang kakak bagiku karena umurnya yang lebih tua dariku. dan aku adalah nana, pemilik dari cerita ini. baca juga:manusia pilihan aku masih belum percaya dengan hari ini. hari di mana yang menjadi perpisahan kita untuk selamanya. kamu akan terus menjadi pemilik rumah ini, tak ada seorang pun yang bisa menggantikan posisimu. aku akan membawamu kembali dan kita akan bertemu lagi, meski aku tahu itu hanya sebuah khayalan saja. penyesalan dan kesedihan yang mengingatkanku pada kerinduan yang kurasakan siang dan malam. masa-masa yang kita lalui itu akan tetap sama, berharap tak akan pernah pudar. semesta yang mempertemukan kita dan semesta juga yang memisahkan kita. pagi itu adalah awal dari semuanya. "good morning nana, ayo bangun! nanti kalau sudah bangun jangan lupa mandi, ya! kalau kamu nggak mandi nanti bau terus nggak ada yang mau temenan sama kamu." itulah sapaan yang diberikan setiap pagi. baca juga:perayaan tahun baru islam: sejarah, filosofi, makna, peluang, dan tantangan "morning too, kamu juga jangan lupa sarapan! apalagi semalaman kamu nggak tidur dan asik main game sampe nggak kenal waktu!" jawabku. aku selalu mengingatkan ervan karena hampir setiap malam dia tidak pernah tidur dan lebih mementingkan push rank dengan teman-temannya. namun, dia biasanya hanya tertawa tanpa sedikitpun berpikir bahwa yang dia lakukan itu salah. aku pun tidak habis pikir dengan sikap dan tingkah lakunya. dia jenis manusia yang tidak doyan makan. bahkan bisa-bisanya dia berbohong dan berkata, "aku sudah makan tadi." iya mungkin dia sudah makan, tapi makan angin dan omongan orang di sekitarnya. "naaa, nanti kalau sudah selesai sekolah aku mau ngomong sesuatu, bolehkan?" tanyanya seolah ingin membicarakan hal yang begitu penting. "mau ngomong apa sih? ngomong sekarang aja, lagian lebay banget pake ada sesuatunya, ha ha ha …," tanyaku. "dih kepo banget sih, udah sana mandi terus sekolah yang bener! aku juga mau sekolah dulu," jawabnya. dia lebih tua dua tahun dari umurku, tapi tingkahnya seperti anak-anak yang selalu berkata, "jangan tinggalin aku, ya na. kamu itu beda dari yang lain dan kamu nggak bisa diduplikat. jadi, apapun yang terjadi kamu harus tetap sama aku." ucapannya memang terlihat seperti bocah sd yang sedang berkata pada teman sebayanya agar tidak meninggalkan atau memusuhinya. "van, ervan tadi katanya mau bilang sesuatu, ya? mau bilang apa sih, bikin deg-degan aja?" tanyaku saat bertemu dengannya. namun, dia seperti amnesia, tidak ingat apapun. perlu beberapa detik untuk mengembalikan ingatannya. "gua mau bilang sesuatu yang mungkin penting, iya penting buat gua, kalau buat lo ya nggak tau," jawabnya ringan. "ngomong aja, van. mau penting atau nggak itu bukan masalah karena setiap hari kita juga bahas sesuatu yang nggak penting". "jujur gua takut banget kalau …," ervan tiba-tiba terdiam tanpa menyelesaikan ucapannya. kalimat yang terputus itu membuatku bingung dan penasaran. selain itu, aku pun merasa aneh dengan sikapnya yang tidak biasa itu. "ih, kalau ngomong nggak usah dipotong, dong! bikin penasaran aja!" tanyaku penasaran. "gua takut banget, na. udah beberapa hari ini perasaan gua nggak enak banget,” jawabnya. tidak masuk akal kalau dia tadi bilang takut. takut dengan perasaannya sendiri? benar-benar hal yang tak masuk akal. "ngomong yang bener, maksud kamu apa? perasaan apa? jangan buat aku bingung, kak ervan," tanyaku penasaran. "gua ngerasa kayak mau mati, na," jawabnya lirih. hening. nana merasa ada rasa sesak di dadanya. pikirannya sungguh tidak karuan. namun, nana berusaha bersikap tenang seolah ini hanya sebuah candaan. "kalau ngomong jangan aneh-aneh, mongan itu doa! udah ah, males kalo bahas sesuatu yang nggak bermutu," jawabku. "serius, na. kalau gua beneran mati, gimana? oke, gua tau pasti semua makhluk yang bernyawa pasti mati," lanjutnya. nana berpikir bahwa dia benar-benar sudah tidak waras atau bisa jadi akal sehatnya sudah dia jual? dia seakan sedang bermonolog, bertanya dan menjawab pertanyaannya sendiri. kesannya terlihat seperti orang gila bukan? kini malam telah tiba dan seperti biasa kami bercanda gurau sambil bercerita tentang kegiatan belajar kami. apakah ada hal yang lucu atau sebuah tragedi konyol, tapi lain dengan malam ini karena rasanya sedikit lebih berbeda dari biasanya. "naa…, nanti gua mau pergi ke rumah temen," kata ervan. siapa yang tidak kaget? seseorang yang tidak pernah sama sekali berpamitan ketika ingin pergi keluar rumah, tapi sekarang malah berpamitan layaknya anak kecil yang ingin mengunjungi rumah temannya. "hubungannya sama aku apa? ya, kalau mau pergi ya pergi saja. biasanya juga nggak pernah pamitan, kan?" jawabku seenaknya. jawaban yang kuberikan tadi adalah sebuah penyangkalan agar ia tidak merajuk dan melanjutkan pembicaraan tadi siang. " iyaa, tapi kan biar lebih sopan aja gitu," sanggahnya. agar lebih sopan saja? jawaban yang tidak tepat menurutku, tapi ya sudahlah, terserah ervan saja. "iya deh terserah kamu aja," nana hanya pasrah mendengar alasan lelaki itu. "jangan marah-marah gitu dong. kenapa jadi marah-marah gini? gua salah? kalau iya, gue minta maaf, tapi kan yang gua omongin tadi beneran kalau itu yang gua rasain dan gua nggak mau bohong. kenapa sih jadi sensitif gini, aneh banget kaya bukan nana yang gua kenal," ucapnya panjang lebar. nana tidak menjawab sama sekali pernyataan yang diberikan ervan secara tegas itu. bahkan, dia masih saja memikirkan bagaimana kalau yang ervan ucapkan tadi benar-benar menjadi nyata. untuk saat ini, nana belum siap, dia benar-benar belum siap. akhirnya nana mengalihkan topik untuk menghindari pembahasan yang bisa memicu terjadinya pertengkaran di antara mereka. "nanti mau tempat temen, terus ke sana mau tangan kosong aja, gitu? bawain makanan seperti buah atau roti gitu," ujarku. "gua juga bingung. kira-kira bawa apa, ya? buah aja mungkin atau nanti deh gua pikirin lagi," jawabnya. "oh iya, na. gua juga mau bilang makasih udah mau jadi sahabat dan adik buat gua. jangan berubah, ya! apalagi sampe lu ninggalin gue!" bodoh, satu kata yang nana lontarkan dalam hatinya. rasanya nana benar-benar ingin menonjok manusia ini. sudah berapa kali ervan mengatakan hal yang sama, hal yang membuat nana merasa takut dan terus berpikir negatif. "iya, udah aku males bahas itu lagi. awas aja sampe bahas itu lagi!" ancamku. untung saja nana masih bisa mengontrol emosi. jika tidak, mungkin benar saja dia akan menonjok ervan sampai benar-benar berhenti berbicara, sekaligus memamerkan keahlian bela diri yang dia miliki. "na, kenapa sih lu bisa cantik banget. pasti banyak yang suka sama kamu, kan?" tanya ervan. dugaan ervan sama sekali tidak ada benarnya. bahkan, jika memang benar banyak yang menyukainya, nana tidak akan memperdulikannya. "oh iya, kalau gue udah nggak ada. lu nggak usah khawatir karena kuyakin pasti banyak laki-laki yang bakal jagain lu," lanjutnya. sepertinya ervan sudah tidak waras atau mungkin dia memiliki penyakit. hari ini dia benar-benar bersikap aneh, bahkan kelewat batas dan tidak masuk akal. "tenang aja, pasti ayah selalu jagain aku," nana menjawab seperlunya saja. ia sudah malas membahas masalah ini dan untuk mengalihkan pembicaraan ia kembali bertanya, "terus mau berangkat pukul berapa? daripada nanti kemalaman, lebih baik kamu berangkat sekarang." ervan menyetujui saran nana untuk segera berangkat ke rumah temannya. malam itu benar-benar tenang. langit tampak indah dihiasi bulan purnama dan dikelilingi bintang yang berkilauan. siapa sangka kalau malam itu adalah malam yang menjadi saksi percakapan serta candaan terakhir bagi nana dengan sahabatnya itu. nana sudah berada di atas kasurnya. dia sudah berdoa sebelum tidur, tapi ada satu hal yang terus mengganjal pikirannya. "chat ervan nggak, ya?" nana bertanya dalam hati, haruskah dia menghubungi atau membiarkan laki-laki itu yang mengabarinya setelah pulang nanti. ***** berada di jalan yang sepi karena tidak ada satupun kendaraan yang lewat membuat nana merasa jenuh dan tentu saja mau tidak mau dia harus tetap berjalan meski tanpa tujuan. sekitar jarak 100 meter ada satu kendaraan yang sedang melaju dengan kecepatan yang tinggi. nana sangat bingung dengan pengendara itu, apakah seorang pembalap yang sedang menguasai jalanan untuk balapan? tapi kenapa hanya sendirian? harusnya dia bersama pembalap lain memacu adrenalin dan tertawa seperti orang gila di atas kendaraannya. biasanya pembalap akan seperti itu, seperti tidak punya akal sehat ketika akan bertanding. apapun mereka lakukan demi sebuah penghargaan yang tidak sebanding dengan keselamatannya. duarr…. suara itu membuat nana terkejut. bagaimana tidak? dia yang sedang melamun dan bergelut dengan pikirannya sendiri kini tersadar akan suara itu. pengendara yang dia lihat tadi tiba-tiba saja sudah berada tepat di hadapannya. benturan itu. motor yang nana lihat di depan matanya itu sudah tidak berbentuk. keping-kepingan bagian motor itu sudah berserakan. darah mengalir segar dari kepala sang pengendara. pakaian yang dikenakan pembalap itu, persis seperti.… seketika nana ingin berlari dan menolong pengendara itu, tapi nihil seolah dunia sedang berhenti. kakinya lemas tidak bisa digerakkan. pasrah. ya, nana pasrah melihat apa yang terjadi di hadapannya itu. dia tidak tahu harus bertindak bagaimana. aaah! nana terbangun dari tidurnya dan sadar sedang bermimpi menjerit hingga membuat ibunya terbangun. nana berpikir itu hanya sebuah mimpi buruk, tapi kenapa rasanya seperti nyata sekali? "ervan, baju itu persis seperti milik ervan!" pekik nana. namun, tak mungkin baju itu hanya ada satu di dunia ini, pikir nana. pasti pabrik pembuatnya memproduksi hingga ratusan baju. oleh karena itu, nana segera menepiskan pikiran buruk tentang ervan. nana melanjutkan tidurnya dan berusaha untuk tenang serta berpikir bahwa semuanya baik-baik saja. tak terasa sudah pagi. apa yang terjadi semalam hanya sebuah mimpi dan bukan pertanda apapun itu. dia berpikir untuk menyapa ervan. nana akhirnya mengirimkan pesan untuk ervan sekadar basa-basi seperti yang biasa dilakukan. nana : van, semalam gimana, lancarkan? ervan : maaf, na.... nana : kenapa minta maaf, van? maaf terus, capek dengernya, van. ervan : ini, saya kakaknya, ervan sedang ada di rumah sakit. dia mengalami kecelakaan. tidak mungkin, ini tidak mungkin! kakaknya pasti berbohong, nana yakin bahwa ervan sedang bermain game dan bukan sedang berada di rumah sakit. nana : kak, jangan bercanda. semalam dia bilang mau ke tempat temannya, lalu sekarang dia ada di rumah sakit. bohong ‘kan, kak? ervan jangan bohong, aku udah tau kamu bohong. ervan : saya nggak bohong, dek. ervan benar ada di rumah sakit. dia sedang kritis dan dari semalam belum sadar. apa yang harus nana percaya sekarang, apakah semesta sedang bercanda? ervan pasti sedang bercanda, ‘kan? apakah sahabat sekaligus kakaknya itu benar-benar akan pergi untuk selamanya? lalu, muncul banyak sekali pertanyaan dalam otak nana, belum lagi tentang mimpi yang dialami semalam. kritis! ha ha ha, semesta pasti bercanda, ‘kan? ini tidak mungkin apalagi jika ervan benar-benar kritis karena dia bisa tahan untuk tidak tidur dan makan, jadi mana mungkin anak itu bisa kritis? terlalu lama nana berpikir untuk memastikan itu sebuah kebenaran atau kebohongan yang ervan rencanakan. biasanya ervan sering bercanda, apapun dilakukan ervan untuk membuat nana tertawa. bagaimana mungkin kali ini dia berbohong? apa mungkin kakaknya ikut berpartisipasi membohongi nana? sangat tidak mungkin. akhirnya sebuah notifikasi pesan muncul di layar hp kembali menyadarkan lamunannya. ervan :dek, ervan sudah sadar. “dugaanku benar, pasti ervan sedang berbohong, mana mungkin manusia yang sedang kritis tiba-tiba sadar. sangat mustahil bukan?” gumama nana. ervan : dia tadi pesan sama kakak, sampein maaf dia ke kamu dan terima kasih untuk semuanya. “pasti dia berbohong, mana mungkin manusia yang sedang kritis bisa berkata seperti itu? aneh bin ajaib!” gumam nana lagi. namun, itulah kehidupan. semua telah ditetapkan oleh tuhan dan diatur sedemikian rupa sehingga apa saja bisa terjadi sesuai dengan kehendak-nya. setelah berpikir panjang, nana mencoba menenangkan diri dan menepis pikiran buruk. nana memberanikan diri untuk kembali membalas chat, tapi dengan topik yang berbeda. nana : kak, ervan sudah makan belum? ervan : dek… deg, seolah detak jantung nana berhenti seketika. nana tidak sanggup menerima kenyataan yang begitu pahit secepat ini. ervan :kamu harus kuat, kita semua harus kuat ya. notifikasi itu seolah menghancurkan dunia nana. bagaimana mungkin seorang pengendara yang ada di mimpinya itu benar-benar ervan yang seolah memberi sinyal untuk benar-benar meninggalkan nana. nana :kenapa harus kuat kak? kita nggak akan angkut barang yang beratnya 50 kg kan? nana berpura-pura menjadikan chat itu sebagai lelucon, tapi nihil. pesan selanjutnya benar-benar mematahkan semangat nana untuk melanjutkan hidupnya. semesta sangat jahat kepadanya. dia benci fakta ini. ervan : ervan sudah nggak ada, dek. dia sudah tenang. hening, dunia nana seolah berhenti setelah membaca chat itu. bahkan, dia tidak tahu harus bertindak bagaimana? haruskah menangis atau berpura-pura percaya? bagaimana kalau itu benar terjadi? "bodoh, dasar kakak bodoh! kenapa dia bisa berkata kalau ervan sudah tak ada?" kakak macam apa dia? nana terus mengumpat seperti orang gila, dia masih saja belum bisa menerima kenyataan ini. belum selesai mengumpati kakaknya itu, notifikasi kembali muncul dari nomor hp ervan. ervan : saya sedang mengurus semuanya. tangis nana kali ini benar-benar pecah, air mata yang tadi sempat ia bendung kini mengalir seperti air hujan disertai suara isakan yang mendominasinya. kini seseorang itu sudah pergi untuk selamanya. tidak ada yang harus bisa melakukannya lagi, inilah takdir. sama sekali tidak bisa diubah dan mau tidak mau kita sebagai makhluk-nya harus bisa menerima kenyataannya serta berusaha untuk ikhlas. hanya doa yang bisa nana lakukan untuk sahabatnya itu. mungkin terlalu menyakitkan jika mengingat kembali kejadian itu, malam yang menjadi saksi dari sebuah perpisahan. hingga aku tersadar bahwa hari ini tepat satu tahun ervan pergi meninggalkan kita semua. aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya lalu tersenyum menatap indahnya malam ini dan berkata "that nobody could take your place." kini nana berharap ervan bisa mengetahui bahwa ervan "irreplaceable" ‘tidak tergantikan’ baginya. nana menyadari bahwa sosok ervan tidak akan tergantikan oleh siapa pun.(*)
1
2
3
4
»
Last
Tag
# cerita pendek. sastra
# cerpen
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Koran Radar Lampung Edisi Minggu 21 Juli 2024
Berita Terkini
Pemprov Lampung Usulkan Dua Pahlawan Daerah
Berita Utama
8 jam
Ini Rangkaian Kegiatan Hari Pahlawan Pemprov Lampung
Berita Utama
8 jam
Kampanye AkuInvestorSaham Tuju Kemandirian Finansial Masa Depan
Berita Utama
8 jam
PT Astra Honda Motor Luncurkan New Honda Scoopy, Sepeda Motor Retro Modern dengan Berbagai Pembaruan
Otomotif
9 jam
BRImo FSTVL Hadir, Sediakan 5 Unit BMW dan Ratusan Ribu Hadiah Langsung
Ekonomi Bisnis
11 jam
Berita Terpopuler
BRImo FSTVL Hadir, Sediakan 5 Unit BMW dan Ratusan Ribu Hadiah Langsung
Ekonomi Bisnis
11 jam
Ar Raihan Islamic Science-Tech School Buka Lowongan untuk 3 Posisi
Bursa Kerja
22 jam
Pemprov Lampung Usulkan Dua Pahlawan Daerah
Berita Utama
8 jam
SMP Muhammadiyah Ahmad Dahlan Metro Buka Lowongan Guru dan Tenaga Kependidikan
Bursa Kerja
22 jam
Ini Rangkaian Kegiatan Hari Pahlawan Pemprov Lampung
Berita Utama
8 jam
Berita Pilihan
Presiden Prabowo Resmi Teken PP Hapus Utang Macet Petani, Nelayan dan UMKM
Ekonomi Bisnis
3 hari
Jadwal Liga Champions Malam Ini 6-7 November 2024, Ada Real Madrid vs AC Milan dan Inter vs Arsenal
Olahraga
4 hari
Perebutan Gelar Juara Dunia MotoGP 2024 Ditentukan Hingga Race Terakhir
Olahraga
5 hari
Prediksi Real Madrid vs AC Milan, Rabu 6 November 2024: Pembuktian Vinicius
Olahraga
5 hari
Didominasi Pemain Liga 1, Indonesia Akan Bawa Timnas U-22 Tampil Piala AFF 2024
Olahraga
6 hari