Lampung Sejahtera Menuju Indonesia Emas 2045
BERI MASUKKAN KONSTRUKTIF: FGD oleh Yayasan Alfian Husin di Hurun Marriot Resort and Spa, Pesawaran, Sabtu (15/6). -Foto Hms IIB-
Hadiri dalam FGD ini berbagai pemangku kepentingan, termasuk narasumber dari berbagai sektor dan peserta yang antusias memberikan kontribusi demi masa depan Lampung yang lebih cerah. Berbagai pemangku kepentingan berkumpul untuk membahas pembangunan dan potensi Provinsi Lampung.
Hadir juga beberapa tokoh terkemuka. Di antaranya Ardiansyah, tokoh pers di Lampung, yang menyoroti pentingnya perubahan dalam pendekatan manajerial dan kepemimpinan di provinsi ini. Menurutnya , Lampung membutuhkan seorang pemimpin yang mampu berperan sebagai pemasar (marketer), bukan hanya fokus pada angka-angka formal, tetapi juga mengoptimalkan potensi daerah.
"Lampung tidak bisa mengandalkan kemampuannya sendiri untuk menghidupkan potensinya. Dibutuhkan seorang pemimpin yang melihat dan memahami kebutuhan serta mampu memasarkan keunggulan daerah ini," ujar Ardiansyah.
Ardiansyah percaya bahwa penyelesaian masalah manajerial adalah kunci untuk mengatasi berbagai permasalahan di Lampung, terutama yang berkaitan dengan regulasi. "Jika permasalahan manajerial ini dapat diatasi, maka berbagai masalah di Lampung akan terselesaikan. Seorang pemimpin harus berani mengambil sikap tegas dalam hal ini," tegasnya.
Lebih lanjut, Ardiansyah menekankan pentingnya pelibatan praktisi dalam pengambilan keputusan besar. "Harus melibatkan praktisi untuk mengambil langkah besar, tidak hanya mengandalkan akademisi saja," pungkasnya.
Selanjutnya Ary Meizari Alfian, Ketua APINDO Lampung, memaparkan pentingnya pemetaan data awal potensi daerah, menentukan skala prioritas dan lokasi untuk berbagai sektor seperti pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan pariwisata. Ia juga menekankan perlunya konektivitas dan distribusi yang baik, mengingat masalah transportasi yang mahal akibat jalan rusak. Menurut Ary, dana pemerintah harus digunakan secara efektif untuk pembangunan, karena kemampuan daerah saat ini belum mencukupi.
Ary Meizari Alfian menegaskan bahwa keseriusan pemerintah dalam pembangunan dapat dilihat dari besaran anggaran yang dialokasikan. Dana CSR, dana pemerintah pusat, investor, BUMN, dan BUMD perlu dikelola dengan baik. Ia juga menyerukan perubahan regulasi agar lebih mudah diimplementasikan dan tidak menghambat pembangunan. Ary mencontohkan sektor pariwisata yang masih kurang dalam publikasi dan promosi, serta mengusulkan konsolidasi antara pemerintah dan pemangku kepentingan untuk membuat paket wisata yang menarik.
Sementara Selphie Bong, CEO Hurun Marriot Resort & Spa, berbicara tentang pentingnya desa mandiri yang mampu meningkatkan potensi SDM, alam, dan infrastruktur. Ia menekankan perlunya perubahan mindset dengan keterbukaan dan saling mendukung antar tetangga. Menurutnya, Lampung memiliki potensi alam yang besar, mirip dengan Bali, yang bisa dimanfaatkan melalui konsep "farm to table". Selphie juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai instansi untuk memajukan Lampung.