RAHMAT MIRZANI

LPG 3 Kg di Pangkalan-Warung Kosong

-ilustrasi edwin/radar lampung-

Dinas ESDM Lampung Klim Penyaluran Masih Sesuai Kuota

BANDARLAMPUNG - Seiring diterapkannya aturan pembelian LPG 3 kilogram dengan penggunaan KTP oleh pemerintah mulai 1 Juni 2024, ketersediaannya kini di pangkalan dan banyak warung pun kosong. Kalaupun ada, harganya jauh lebih mahal dari biasanya. Seperti di warung-warung Kota Bandarlampung dari biasa Rp22 ribu menjadi Rp25 ribu dan di kabupaten dari biasanya Rp25 ribu menjadi Rp40 ribu per tabung LPG 3 kg.

Pantauan di pangkalan Jalan Pangeran Tirtayasa, Kecamatan, Sukabumi, Kota Bandarlampung, Minggu (9/6), misalnya, LPG 3 kilogram sudah langka. Alhasil  banyak warga terutama emak-emak yang mengeluhkannya.

Seperti diungkapkan Bahri Marsidi, pemilik pangkalan di Jalan Pangeran Tirtayasa, Perumahan Nusantara. Ia mengaku sejak sepekan tidak ada kiriman dari agen LPG. ”Akibatnya banyak warga yang kesulitan mencari gas karena hampir seluruh pangkalan gas mengalami kelangkaan gas,” katanya.

Kelangkaan pasokan gas, lanjutnya, sudah terjadi sebelum diberlakukannya aturan pembelian dengan menggunakan KTP. Karena itu selain tidak adanya pasokan gas, ia juga mengeluhkan aturan pembelian gas menggunakan KTP membuat penghasilannya berkurang.

BACA JUGA:Aktivis 98 Dukung Mirza Menang Pilgub

Bukan hanya pihak pangkalan, warga pun mengeluhkan hal sama. ”Aturan beli gas pake KTP sangat merepotkan. Selain, kita juga takut data KTP disalahgunakan dan dan apakah penerapannya tepat sasaran,” ucap Sania diamini nunung yohana, warga Sukarame.

Demikian juga pantauan di pangkalan-pangkalan wilayah Kecamatan Sukarame, Kedamaian, Waykandis, dan Jatiaagung. Selain langka,  LPG 3 kg kalaupun ada harganya dijual Rp25 ribu rupiah dari sebelumnya Rp22 ribu

Sementara, warga di Lampung Utara mengaku harus keliling jauh hanya untuk mendapatkan LPG 3 kg. Itu pun belum tentu ada barangnya. “Kalau ada harganya sudah tembus Rp40 ribu/ 3kg dari biasanya Rp25 rubu. Itu pun mencari sampai berkilo - kilo meter dulu. Bila tidak, maka tidak akan dapat,” ujar salah seorang warga Kotabumi, Agus Efendi, Minggu (9/6).

Menurutnya meski di wilayah Kebun Empat, Kotabumi, seperti daerah Merak, Kelurahan Tanjung Harapan dan sekitarnya ada beberapa pangkalan, namun tidak bertahan lama persediaannya. Hanya beberapa gelintir orang yang mendapatkannya rimbanya.

BACA JUGA:Pemanfaatan E-Form Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan bagi Wirausaha dan UMKM

Sehingga menurutnya warga harus membeli di warung eceran. Namun, hal demikian tidak mampu menutupi kebutuhan sebab masih saja tidak ada barangnya. “Kebetulan kami di daerah Pandawa, Kebun Empat Kotabumi. Di sini ada 4 - 5 pangkalan berdekatan, tapi tadi sulit kalau masyarakat mau membelinya di sana. Tidak tahu kemana barang itu, yang pasti setiap kali mau membeli di pangkalan selalu tidak ada,” timpalnya.

Warga pun berharap pemerintah dapat bertindak tegas guna memastikan ketersediaan tabung melon di tengah - tengah masyarakat. Sebab selama ini selalu terulang dan seperti tiada habisnya drama tersebut.

Terkait hal tersebut,  Kabid  Energi Dinas ESDM Lampung Sopan Sopian Atiek mengatakan kini Pertamina tengah mengeceknya di lapangan. “Saya sudah telpon Pertamina. Lagu dicek. Kelangkaannya di mana?  Di tingkat pangkalan apa warung atau pengecer?” ujar Sopan Sopian Atiek, Minggu (9/6).

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan