Siswa SMK BLK Dibina Jadi Pelopor Perdamaian
DIHIPNOTERAPI: Anggota Polda Lampung Iptu Rosali menghipnoterapi siswa SMK BLK Bandarlampung yang akan menjadi agen pelopor perdamaian antar pelajar, Jumat (10/11).-FOTO IST. -
BANDARLAMPUNG - Dalam peringatan Hari Pahlawan Ke-78, siswa SMK BLK Bandarlampung mendapat pembinaan dari Polda Lampung yang akan menjadi agen pelopor perdamaian antar pelajar, Jumat (10/11). Para siswa yang melakukan deklarasi sebagai pelopor perdamaian antar pelajar dihipnoterapi oleh anggota Polda Lampung Iptu Rosali.
Para orang tua juga turut dihadirkan supaya siswa dapat benar-benar komitmen menjadi agen pelopor perdamaian antar-pelajar di Bandarlampung.
Kepala SMK BLK Bandarlampung Riyanto mengatakan, pembinaan dilakukan supaya para siswa dapat memilih hal yang baik dan buruk agar mereka benar-benar menjadi agen pembawa perdamaian antar-pelajar di Bandarlampung. “Hari ini diberikan pembinaan terkait bagaimana supaya menjadi pelajar yang baik. Berkontribusi untuk bisa menciptakan perdamaian di Bandarlampung. Para siswa diberikan beberapa pencerahan agar nantinya bisa melakukan yang terbaik, bisa memilih mana yang baik dan yang buruk. Kalau itu hal yang tidak baik, tidak dilakukan,” ujar Riyanto.
Riyanto mengungkapkan bahwa para siswa merupakan calon-calon penerus bangsa yang akan menjadi Generasi Emas Indonesia 2045 sehingga harus dibina sejak saat ini. “Mudah-mudahan anak kita bisa menjadi Profil Pelajar Pancasila. Menjadi siswa yang selalu patuh dengan aturan-aturan. Niat belajar supaya nanti menjadi Generasi Emas Indonesia 2045,” harapnya.
Sementara Kapolsek Sukarame Kompol Warsito menyambut baik kegiatan yang dilakukan SMK BLK Bandarlampung yang menjadikan para siswanya agen pelopor perdamaian antar-pelajar. ’’Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pembinaan terhadap para siswa supaya dapat menolak segala bentuk aksi kekerasan dan tawuran. Seperti menjalin hubungan baik di keluarga, lingkungan, agama, dan penggunaan telepon genggam. Dari kehidupan keluarga dahulu. Ini rata-rata kurang komunikasi antara anak dan orang tua. Sebenarnya mereka secara ilmu agama ada yang menguasai, tapi karena kurang komunikasi, ilmu agama itu tidak dilaksanakan. Agama penting, perhatian keluarga juga penting,” katanya.
Warsito berharap para siswa yang telah menjadi pelopor perdamaian ini dapat menjadi contoh bagi siswa-siswa lainnya di Bandarlampung. ’’Kepolisian pun bakal tetap memproses hukum apabila terdapat pelajar yang melakukan tindak pidana. Walaupun masih di bawah umur. Jangan sampai masih sekolah tapi masa depannya hancur,” ungkapnya. (rls/c1/ful)