Tembok TPA Bakung Bandar Lampung Mulai Diperbaiki
BANDARLAMPUNG - Pemerintah Kota Bandarlampung melakukan perbaikan terhadap tembok penahan sampah yang ada di Tempat Penampungan Akhir (TPA) Bakung.
Diketahui, beberapa waktu lalu tembok penahan sampah di TPA Bakung jebol. Di mana, saat ini kondisinya diperbaiki agar sampah tidak terpapar ke lingkungan warga sekitar.
Perbaikan ini dilakukan kolaborasi antara Dinas Pekerjaaan Umum dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung.
BACA JUGA:Pemkot Bandarlampung Inspeksi Penjual Hewan Kurban
Diketahui tembok ini jebol lantaran besarnya volume sampah yang ada di TPA Bakung.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung Ahmad Husna mengatakan petugas dari dinas pekerjaan umum sudah mulai melaksanakan pekerjaan di titik yang mengalami jebol. Pun melakukan pembersihan sampah yang menumpuk.
Husna menambahkan, nantinya Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung akan membuat tembok baru dengan ketinggian sembilan meter dan akan dibangun di lokasi yang sudah dibersihkan dari tumpukan sampah.
Diketahui, memiliki luas lahan hingga lima belas hektar, TPA Bakung setiap harinya menampung delapan ratus hingga seribu ton sampah dari masyarakat bandarlampung dan sejak dua ribu dua puluh tiga tpa bakung sudah mengalami kelebihan kapasitas.
BACA JUGA:Modus Ajak Nonton Bioskop Lalu Duplikat Kunci Motor, Pasutri di Bandar Lampung Larikan Sepeda Motor
Sebelumnya Dinding pembatas antara tempat pembuangan akhir (TPA) Bakung dengan permukiman warga di Kelurahan Keteguhan, Kecamatan Telungbetung Timur (TbT), Kota Bandarlampung, jebolnya hampir maksimal. Sementara, pejabat terkait dalam hal ini pihak Kecamatan TbT, Dinas Lingkungan Hidup, maupun Dinas Pekerjaan Umum terkesan saling lempar.
Surya (50), warga sekitar TPA Bakung, mengatakan jika dinding tersebut awalnya jebol berbarengan bencana banjir bah pada Lebaran kedua, 11 April 2024 lalu. Saat itu dirinya sempat mendengar suara dentuman dari arah belakang rumahnya.
’’Itu sekitar jam 4 subuh saya dengar ada dentuman sekali aja pas Lebaran kedua. Paginya, saya lihat sudah retak kebelah jadi dua,” katanya.
Menurutnya tanggul tersebut tidak kuat lagi menahan dorongan air ketika hujan yang saat itu memang mengguyur hampir seluruh wilayah Lampung. ’’Kemungkinan itu karena dorongan air limbah dan air hujan, ditambah kapasitas tampung sampah ýang sudah semakin banyak, lalu membuat dinding itu enggak kuat lagi terbelah, lalu roboh,” ujarnya.
Dia pun menyebut pamong setempat sudah mengetahui hal tersebut, tetapi tidak mengetahui kapan akan diperbaiki. Mengingat, lokasi jebolnya tanggul sangatlah berdekatan dengan permukiman warga sekitar.