Eksotisnya Tanaman Madagaskar

KHAS PADA KULIT BATANG: Steephen Karwelo membenahi kawat tanaman Operculicarya pachypus yang sudah dibonsai. -DIMAS MAULANA/JAWA POS -

SURABAYA- Tanaman asal Kepulauan Madagaskar memiliki tampilan yang berbeda. Bahkan, masing-masing jenis punya corak eksotis yang berlainan. Perawatannya hampir mirip. Mereka juga cocok dibudidayakan di Pulau Jawa. Cocok bagi penyuka tanaman yang tidak mau ribet.

STEEPHEN Karwelo menunjukkan lebih dari 50 koleksi tanaman asal Madagaskar yang ia miliki. Mulai pot kecil hingga besar. Hampir semua koleksi itu berasal dari eksperimen regenerasi di rumahnya, kawasan Wiyung, Surabaya. 

”Termasuk Operculicarya pachypus ini sudah saya olah untuk jadi bonsai,” ucapnya sembari memperbaiki kawat-kawat pembentuk bonsai. Operculicarya pachypus memiliki kekhasan pada sisik kulitnya. Walaupun masih berusia di bawah 5 tahun, kulit batang pohonnya seakan menunjukkan umurnya yang sudah hampir 100 tahun. Kasar dan penuh guratan. Semakin tua, semakin besar guratan tersebut. 

Berbeda halnya dengan kebanyakan bonsai yang punya ’’perut gendut nan mulus’’. Bonsai Operculicarya pachypus penuh guratan kasar. ”Kebetulan dapat dari teman yang juga sudah ngembangin di sini. Akhirnya belajar mengembangkan sendiri,” tutur Steephen. Operculicarya pachypus dan Operculicarya decaryi miliknya sengaja diletakkan di dua area yang berbeda. 

BACA JUGA:Tips Budi Daya Bayam Batik di Kebun Hidroponik Ala Forever Green

Sengaja, untuk eksperimen. Ada anakan yang ditaruh di area teras rumah tanpa atap, ada yang ditaruh dengan atap car port. Masing-masing hasil stek ternyata menunjukkan pola pertumbuhan yang berbeda. ”Yang kena panas langsung, batangnya lebih pendek-pendek. Sedangkan, yang di car port malah lebih panjang dan tinggi,” jelasnya. Itu disebabkan tanaman Madagaskar haus sinar matahari. Makin redup, makin panjang dan tinggi batang demi mencari sinar yang cukup.

 

Jenis operculicarya asli kini cukup sulit dicari. Di Madagaskar, mereka sudah tergolong endangered. ”Saya sendiri dapat lebih dari 15 tahun lalu. Sudah ukuran besar, jadi enggak tahu aslinya umur berapa,” tuturnya. Menurut dia, penjual operculicarya juga belum marak di Indonesia. Jenis dorstenia justru lebih banyak diincar di Indonesia. Harganya jelas berbeda dengan golongan operculicarya yang lebih mahal karena sediaan sedikit. 

 

Di Kepulauan Madagaskar, jenis dorstenia juga masih melimpah. Bentuknya yang unik memang bikin orang penasaran. Batangnya gemuk-gemuk dan punya bintik-bintik yang sangat mencolok. Jenis dorstenia cocok dengan tampilan rumah gaya tropikal. Dengan corak yang mirip di bagian batang, jenis-jenis dosrtenia punya kekhasan yang berbeda pada tipe daunnya. 

 

Dorstenia crispa, misalnya, memiliki jenis daun yang lebar. Mirip dengan daun pisang, hanya daun Dorstenia crispa lebih bergelombang di pinggirnya. Dorstenia foetida memiliki daun yang lebih lebar dan lonjong. Dorsternia lancifolia dikenal dengan daunnya yang panjang tapi sempit. Sedangkan, Dorstenia horwoodii punya daun paling unik di antara yang lain. Meski lebar dan bentuknya mirip dengan daun pisang, sisi terpinggir daun seperti sudah teriris-iris dan bergelombang mirip selada.

BACA JUGA:Anthurium Variegata dalam Growth Box: Tahan Jamur, Warna Lebih Bagus

Steephen menjelaskan, koleksi dorstenia lebih banyak diminati sebagai hiasan mungil di rumah. Perawatannya tidak rumit. ”Tetap wajib kena sinar matahari dan ada angin,” jelasnya. Jika ingin disimpan di dalam rumah, pastikan ia tak terisolasi di area yang redup dan lembap.

Tag
Share