Kenaikkan Suku Bunga Jepang Belum Berdampak ke RI
KONFRENSI PERS: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) didampingi Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kanan) dan Deputi Gubernur Doni Primanto Joewono memberikan pemaparan dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Kamis (20-FOTO FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS -
JAKARTA- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan keputusan bank sentral Jepang (BoJ) untuk menaikkan suku bunga acuan untuk pertama kali dalam 17 tahun terakhir belum berdampak siginfikan terhadap pasar keuangan Indonesia.
Dalam hal ini, kenaikan suku bunga Jepang belum berdampak terhadap arus modal masuk dan keluar serta nilai tukar rupiah. Untuk diketahui, BoJ telah menaikkan suku bunga acuannya dari -0,1 persen menjadi 0-0,1 persen.
"Pengaruh jepang kami tidak melihat kebijakan-kebijakan BoJ itu berpengaruh besar terhadap pergerakan inflow dan outflow maupun juga berkaitan dengan nilai tukar, karena ujung-ujungnya pergerakan nilai tukar berbagai negara itu sangat ditentukan juga kekuatan nilai tukar dolar yang masih cukup kuat," kata Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Jakarta.
BACA JUGA:Masih 10,56 Juta Wajib Pajak Belum Lapor SPT
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti pada kesempatan yang sama mengatakan, sejauh ini keputusan BoJ untuk menaikkan suku bunga acuan menjadi 0 sampai 0,1 persen belum berpengaruh terhadap pergerakan arus modal di pasar keuangan dan kurs mata uang.
Ia mengatakan, pasca BoJ menaikan suku bunga acuannya, imbal hasil atau yield obligasi pemerintah Negeri Sakura justru cenderung melemah ke kisaran 0,725 untuk obligasi dengan tenor 10 tahun.
"Itu dampaknya justru kami lihat yield-nya mengalami pelemahan," ujarnya.
BACA JUGA:Mudik 2024, Penumpang Pesawat Diprediksi Capai 4,36 Juta Orang
Dengan melihat perkembangan pasar keuangan tersebut, Destry menilai, dampak kenaikan suku bunga BoJ tidak berdampak signifikan terhadap pergerakan rupiah.
"Jadi terkait dengan kenaikan suku bunga Jepang, kami masih belum lihat dampaknya signifikan terhadap rupiah," pungkasnya.
Mengutip Reuters, para pelaku usaha di Jepang menyambut baik kenaikan suku bunga Bank of Japan oleh Gubernur Kazuo Ueda untuk pertama kalinya dalam 17 tahun. Menurutnya, BoJ telah membuat kebijakan yang baik pada waktu yang tepat.
BACA JUGA:Junanto Herdiawan Resmi Dikukuhkan Sebagai Kepala KPw Bank Indonesia Lampung
Seperti yang diperkirakan secara luas, BOJ pada hari Selasa (19/3) mengumumkan akan mengakhiri kebijakan suku bunga negatif selama delapan tahun dan sisa-sisa kebijakannya yang tidak lazim.
Namun para analis memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunganya di kisaran nol untuk beberapa waktu karena pemulihan ekonomi yang rapuh memaksa bank untuk memperlambat kenaikan biaya pinjaman lebih lanjut.