Hasil Riset Masa Depan Bangsa

JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memastikan jika hasil riset terkait arkeologi, bahasa, dan sastra menjadi masa depan bangsa Indonesia.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan jika selama ini banyak periset merasa urusan arkeologi, bahasa, dan sastra tidak dianggap penting. Dia langsung menyebut hal itu tidaklah benar dan bahkan ini merupakan sebaliknya, terlebih untuk kepentingan bangsa sendiri.
’’BRIN pastikan hal itu tidak akan terjadi lagi. Saya selalu sampaikan kepada Kemendikbudristek dan Kemenko jika ini adalah masa depan kita,” kata Laksana Tri Handoko.
Menurut Laksana Tri Handoko, Indonesia hanya memiliki dua modal. Pertama, SDA saat ini khususnya yang terbarukan, biodiversitas.
’’Kita tidak hanya mengekstraktif, tapi kita bisa menciptakan obat dan vaksin dari berbagai SDA kita. Menciptakan enzim dan protein yang baru, karena itu industri masa depan, yaitu bioteknologi,” ujar Laksana Tri Handoko.
Kedua, kata Laksana Tri Handoko, kekayaan bukan biodiversitas tapi geodiversitas dan diversitas dari kebudayaan Indonesia.
’’Itu adalah bahasa, sastra, arkeologi, dan sebagainya. Itu bukan sesuatu yang masa depan banget. Kami bersama Menko Marves sejak dua tahun telah menginisiasi penguatan industri gim (game) nasional,” ucap Laksana Tri Handoko.
Laksana Tri Handoko menambahkan, salah satu yang terbesar potensinya adalah aset store yaitu aset-aset digital yang akan menjadi bahan-bahan pembuatan gim.
’’Itu nilainya sangat tinggi dan sangat mahal. Sumbernya dari berbagai gambar digital yang berasal dari koleksi mikroba, koleksi nyamuk, yang dimiliki Indonesia dan disimpan dalam bentuk digital. Mereka ambil kakinya, mukanya, untuk dijadikan karakter-karakter baru. Dari koleksi digital artefak-artefak, diambil gambar pedangnya. Berikutnya, koleksi suara dari bahasa-bahasa kita dengan menciptakan suara memakai AI untuk mereproduksi, merekayasa suara, misalnya untuk zaman dahulu,” ungkap Laksana Tri Handoko. (mel/rls/c1/ful)

Tag
Share