Sadap Malam, Budaya Planters PTPN VII Unit Waylima
TINGKATKAN PRODUKSI: Para penyadap karet di PTPN VII Unit Waylima meningkatkan produksi karet dengan melakukan penyadapan pada malam hari.-FOTO IST-
PESAWARAN – Embun belum turun sempurna ketika para penyadap karet PTPN VII Unit Waylima, Pesawaran, memasuki kebun. Setiap hari, sekitar pukul 02.30 WIB, sorot senter di kepala sudah menembus gelap yang membekap kebun karet itu. Tak pelak, kawasan ini terasa ’’hidup” lebih awal dari wilayah lainnya.
Perihal aktivitas pekerja yang seperti tak biasa itu, Manajer PTPN VII Unit Waylima Sasmika Dwi Suryanto memberi catatan produktif. Ia menyebut kebiasaan pekerja sadap atau planters di kebun karet milik pemerintah ini terbangun secara alamiah. Keinginan untuk memperbaiki keadaan menyentak mereka menciptakan budaya kerja dengan etos tinggi.
“Terus terang, saya angkat topi dengan etos kerja saudara-saudara saya di sini. Kebiasaan sadap malam (menyadap atau menderes karet pada malam hari) terbentuk karena kebutuhan. Kami Manajemen memang memotivasi untuk bekerja produktif, tetapi prakarsa sadap malam itu hasil ikhtiar bersama,” kata Sasmika beberapa hari lalu.
Beberapa sosok penyadap menjadi pelopor sadap malam ini. Ada Bariyono, Mulyadi, Wanto, dan beberapa lainnya membuktikan hasil sadap malam jauh lebih menguntungkan dibanding mengikuti jam kerja normatif biasanya. Bahkan, tiga sosok yang menyadap di Afdeling 1 Unit Way Lima itu meraih predikat Penyadap Terbaik dengan produktivitas tertinggi se-PTPN VII tahun 2023.
Menceritakan awal kebiasaan sadap malam di PTPN VII Unit Way Lima, Bariyono mengaku berjalan begitu saja. Ia mengatakan, setiap kali pertemuan dengan mandor, asisten, dan manajer, hal paling ditekankan adalah soal produksi. Namun, dari tahun ke tahun, apa yang diharapkan oleh perusahaan menjadi hal yang relatif berat untuk dapat dipenuhi.
“Sebenarnya kebiasaan ini (sadap malam) ini karena tuntutan keadaan. Kami diminta menaikkan produksi, tetapi sudah kerja keras sulit tembus juga. Apalagi di musim kemarau seperti ini. Lama-lama kami memperhatikan, ternyata kalau mau hasil banyak itu harus sadap gelap. Rupanya pohon karet itu getahnya deres kalau masih gelap,” kata pria 47 tahun ini.
Pengalaman di lapangan membuat Bariyono dan penyadap lainnya menyiasati agar produksi maksimal. Semula, mereka menyadap setelah salat subuh. Namun, lama-lama diketahui sadap lebih awal lagi lebih banyak lagi hasilnya. Hal itu terus menjadi bahasan sehingga saat ini banyak yang melakukan sadap malam.
Meski terasa tidak umum, kebiasaan kerja sadap malam ini diakui Mulyadi sangat menguntungkan bagi Pekerja. Penyadap juara dua terbaik se PTPN VII ini mengatakan, sadap malam membuat ia dan pekerja lain memiliki banyak waktu untuk mengerjakan pekerjaan lain. Selain itu, mereka juga bisa mengikuti berbagai kegiatan masyarakat yang bersifat sosial maupun keagamaan. Mulyadi mengaku, setiap hari ia mulai berangkat dari rumah menuju kebun pada jam 02:30 dan langsung bekerja menyadap. Menjelang subuh atau sekitar pukul 04:00, pekerjaan menyadap satu hancak sudah selesai.
Sadap malam yang dijalankan sebagian besar penyadap PTPN VII Unit Waylima kini menjadi membudaya. Dengan berbagai bentuk kemaslahatan, antara lain produksi yang lebih tinggi, SOP terpenuhi, Penyadap lebih leluasa memanfaatkan waktu, dan keuntungan sosial kemasyarakatan lainnya, Manajemen mendukung ini sebagai budaya planters Unit Waylima.
Budaya planters adalah sebuah budaya kerja yang berorientasi pada hasil dan kualitas. Para planters di Kebun Karet Unit Way Lima selalu berkomitmen untuk menghasilkan karet berkualitas tinggi. Mereka juga selalu bekerja dengan semangat kebersamaan dan kekeluargaan. "Budaya planters ini adalah salah satu kunci keberhasilan Kebun Karet Unit Way Lima," kata Sasmika. (rls/c1/nca)