Transformasi Digital Penting untuk Industri Konstruksi

oce/abd

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan transformasi digital penting untuk proses bisnis modern industri konstruksi.

’’Kita harus mulai mengadopsi dan membiasakan digitalisasi pada perencanaan, pengelolaan, dan pelaksanaan, serta pengambilan keputusan yang lebih berbasis data,” ujar Airlangga di Jakarta kemarin.

Dia mengatakan, pembangunan infrastruktur berkelanjutan dapat diwujudkan tidak hanya dengan penerapan berbagai teknologi ramah lingkungan, namun juga dengan efisiensi penggunaan sumber daya, penciptaan inovasi, dan pelibatan masyarakat setempat dalam berbagai proses konstruksi.

"Kondisi tersebut menuntut adanya transformasi proses konstruksi tradisional menjadi proses modern dengan sentuhan teknologi digital pada setiap bagian proses konstruksi,” katanya.

Pembangunan infrastruktur yang masif dan merata menjadi salah satu modal utama Indonesia untuk bisa keluar dari middle income trap sekaligus memberikan multiplier effect dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Industri konstruksi ke depannya juga diharapkan memiliki prospek yang baik, seiring dengan fundamental perekonomian nasional yang cukup tangguh.

Lapangan usaha konstruksi pada triwulan kedua 2023 mampu tumbuh mencapai 5,23 persen (year-on-year/yoy) dan berkontribusi 9,43 persen bagi Produk Domestik Bruto (PDB) serta menjadi salah satu penopang utama PDB di samping industri pengolahan, pertanian, perdagangan, dan pertambangan.

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024 telah ditetapkan anggaran infrastruktur sebesar Rp422,7 triliun yang diarahkan mendorong percepatan dan pemerataan pembangunan.

Pembangunan infrastruktur dalam pelaksanaannya harus berkelanjutan dengan memperhatikan daya dukung sumber daya alam (SDA), kerentanan bencana, dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

Untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur berkelanjutan berbasis transformasi digital, terdapat beberapa prasyarat yang harus dipenuhi, di antaranya yakni pola pikir kolaboratif, visi dan misi kepemimpinan dalam bidang digital, kebijakan yang mudah diimplementasikan, serta sumber daya manusia (SDM) andal.

Indonesia sendiri memiliki jumlah SDM yang besar dan sedang masuk dalam periode bonus demografi.

Kesempatan yang hanya datang sekali dalam peradaban sebuah bangsa ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin dengan menyiapkan generasi muda yang memiliki keahlian tinggi agar bisa memenuhi kebutuhan di sektor konstruksi yang berbasis digital dan berkelanjutan.

“Indonesia terus membangun dengan menyiapkan standar tinggi,” kata Airlangga. (ant/c1/abd)

 

 

Tag
Share