Satlantas Polres Waykanan Beri Pembinaan Sopir SPPG
BERI PEMBINAAN: Anggota Satlantas Polres Waykanan memberikan pembinaan safety riding kepada para sopir SPPG. -FOTO IST-
BLAMBANGANUMPU – Untuk mencegah kejadian seperti mobil Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menabrak belasan siswa seperti yang terjadi di Cilincing, Jakarta Utara, Satlantas Polres Waykanan menggelar program Polantas Menyapa di Kantor SPPG Kampung Negeribaru, Kecamatan Umpusemenguk, Jumat (12/12).
Dalam sosialisasi itu, para sopir BGN mendapatkan edukasi mengenai pentingnya tertib berlalu lintas serta pengetahuan dasar safety riding guna mendukung terwujudnya keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas) di Waykanan.
“Kegiatan ini upaya kepolisian untuk menekan angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas, khususnya yang melibatkan pengguna jalan,” ujar Ipda Hadi Kesuma mewakili Kasatlantas Polres Waykanan, AKP Sulkhan.
Ia menjelaskan, para sopir SPPG memiliki peran penting sebagai garda terdepan dalam mendistribusikan logistik Makanan Bergizi Gratis (MBG) ke sekolah-sekolah dan penerima manfaat.
Karena itu, pemahaman mengenai keselamatan berkendara menjadi hal yang wajib dimiliki.
Melalui program Polantas Menyapa, Satlantas Polres Waykanan berharap dapat menumbuhkan kesadaran kolektif tentang keselamatan lalu lintas sekaligus memperkuat sinergi antara Kepolisian dan berbagai pihak dalam menjaga ketertiban di jalan raya.
Sementara itu, warga Blambangan Umpu menyampaikan harapan agar Polres Waykanan memperkuat penjagaan di sejumlah titik rawan kecelakaan, terutama pada jam masuk dan pulang sekolah.
Warga juga meminta dilakukan penertiban terhadap pelajar SMP hingga SLTA yang kerap berkendara ugal-ugalan.
“Setiap pagi atau siang, jalan poros dari Simpang Empat hingga SMPN 1 Blambanganumpu seperti arena balapan bagi anak-anak sekolah. Banyak yang tidak memakai helm, bahkan belum memiliki SIM. Ini perlu ditertibkan sebelum ada korban,” ujar Joko, warga Blambanganumpu.
Ia menambahkan, sudah beberapa kali terjadi kecelakaan yang melibatkan pelajar, baik tabrakan maupun kecelakaan tunggal yang sampai menelan korban jiwa.
Menurutnya, minimnya pemahaman lalu lintas dan tidak adanya pengawasan membuat jalan utama ibu kota Waykanan kerap dijadikan ajang balapan liar oleh siswa SMP, SMA, dan SMK.(sah/nca)