Puan Maharani Minta Semua Pihak Fokus Tangani Bencana, Respons Usulan Koalisi Permanen Bahlil

Puan Maharani meminta semua pihak menomorsatukan penanganan bencana dan menunda pembahasan politik, termasuk usulan koalisi permanen dari Bahlil Lahadalia.-FOTO DISWAY -

JAKARTA – Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menyebut Indonesia tengah berduka setelah banjir dan longsor melanda Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar). Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk lebih fokus pada penanganan bencana dibanding membicarakan isu politik.
Pernyataan tersebut disampaikan Puan saat menanggapi komentar Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia yang sebelumnya mengusulkan pembentukan koalisi permanen. “Urusan politik masih jauh,” kata putri Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri, Senin (8/12).
Puan menegaskan urusan politik dapat dibicarakan setelah penanganan banjir dan longsor rampung. “Jadi, kita bicarakan setelah kondisi dan situasi Indonesia kembali normal. Semuanya aman, saudara-saudara kita pulih, dan Indonesia normal lagi,” ujar cucu Proklamator RI, Soekarno, tersebut.
Sebelumnya, Bahlil—yang juga menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)—mengusulkan pembentukan koalisi permanen dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk menjaga stabilitas politik. Ia menyampaikan hal itu saat berpidato pada puncak HUT ke-61 Partai Golkar di Jakarta Pusat, Jumat (5/12), yang turut dihadiri Presiden Prabowo.
“Lewat mimbar terhormat ini, izinkan kami menyampaikan saran: perlu dibuatkan koalisi permanen,” kata Bahlil.
Ia menilai koalisi tidak boleh bersifat “on-off”. “Jangan koalisi on off, on off. Jangan koalisi in out. Jangan koalisi di sana senang, di sini senang, di mana-mana hatiku senang,” ujarnya.
Menurut Bahlil, koalisi partai pendukung pemerintah harus dibangun dengan prinsip yang kuat. “Kalau mau menderita, menderita bareng-bareng. Kalau mau senang, senang bareng-bareng. Ini butuh jentelmen yang kuat. Jangan orang Papua bilang tulis lain, baca lain, bikin lain,” ujarnya.
Sebelumnya, Seluruh elemen bangsa diminta lebih memperioritaskan penanganan bencana banjir ketimbang membahas wacana koalisi permanen.
Hal ini diungkapkan Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR RI Jazilul Fawaid menanggapi usulan Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia tentang pembentukan koalisi permanen yang disampaikan di hadapan Presiden Prabowo Subianto.
Gus Jazil, sapaan Jazilul Fawaid di  Jakarta, Senin 8 Desember menilai, kurang tepat pemikiran tersebut disampaikan. Di mana, saat ini perhatian utama negara adalah penyelamatan warga dan pemulihan wilayah terdampak bencana.
“Kami menghargai dinamika politik, tetapi melihat situasi hari ini, baiknya semua pihak fokus dulu pada upaya penanganan bencana di Sumatera. Hampir seribu warga meninggal dunia, ratusan masih hilang, dan puluhan ribu orang kehilangan rumah dan hidup di pengungsian. Rasanya kurang pas jika kita meributkan soal keberlanjutan kekuasaan dan koalisi permanen,” ujarnya, dilansir Antara.
Untuk diketahui, bencana banjir bandang dan longsor di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh telah menyebabkan kerusakan luas.
Ratusan kilometer jalan dan jembatan terputus, belasan rumah sakit dan fasilitas kesehatan tidak lagi berfungsi serta ratusan sekolah rusak dan tidak dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga menyampaikan bahwa pemulihan total wilayah terdampak membutuhkan anggaran hingga Rp51 triliun.
“Dalam situasi nasional yang sangat berat ini, seharusnya seluruh kekuatan politik bersatu membantu rakyat, bukan justru memperdebatkan koalisi permanen atau tidak permanen,” kata Gus Jazil.
Ia menegaskan kondisi koalisi partai pendukung pemerintah saat ini tidak menghadapi persoalan berarti. Ia menyebut tidak ada partai politik yang keluar dari koridor kebijakan Presiden Prabowo.
“Jika ada persoalan, itu hanya soal komunikasi dan bisa diselesaikan bersama. Jadi, kalau kemudian ada reaksi berlebihan hingga menariknya ke isu komitmen koalisi terhadap pemerintahan, menurut kami itu terlalu jauh,” tuturnya.
PKB menilai seluruh sumber daya nasional harus diarahkan untuk menuntaskan masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi wilayah bencana di Sumatera. Selain pemulihan, PKB mengingatkan potensi cuaca ekstrem masih tinggi.
“BMKG menyampaikan cuaca ekstrem masih akan terjadi dalam waktu dekat. Semua pihak harus siaga dan mengantisipasi kemungkinan bencana hidrometeorologis besar seperti yang menimpa Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat,” katanya.
Wakil Ketua Umum DPP PKB itu menekankan bahwa PKB akan terus mengawal penanganan bencana dan memastikan pemerintah memberikan perhatian penuh kepada korban.
“Prioritas utama kita hari ini adalah keselamatan rakyat dan percepatan pemulihan Sumatera. Setelah itu, urusan politik bisa dibicarakan kembali pada waktunya,” ujarnya. (jpnn/c1/abd)

Tag
Share