Arus Penumpang Nataru di Lampung Diprediksi Naik 4 Persen

Radar Lampung Baca Koran--

BANDARLAMPUNG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melalui Dinas Perhubungan (Dishub) memastikan kesiapan angkutan Natal 2025 dan tahun baru 2026 (Nataru).

Hal tersebut berdasarkan data yang dipaparkan dalam High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Lampung persiapan nataru di awal Desember 2025.

Kepala Dishub Lampung Bambang Sumbogo menegaskan bahwa seluruh moda transportasi, sarana-prasarana, hingga personel telah disiagakan untuk mendukung kelancaran arus mudik dan balik.

Bambang menjelaskan, pelaksanaan posko angkutan nataru akan digelar selama 19 hari, mulai 18 Desember 2025 hingga 5 Januari 2026, dengan titik-titik posko di terminal, bandara, pelabuhan, hingga simpul transportasi strategis lainnya.

BACA JUGA:’’Pergi” Saat Bencana, Kemendagri Panggil Bupati Aceh

“Secara umum, kesiapan sarana, prasarana, dan seluruh unsur personel sudah kami persiapkan. Koordinasi dengan instansi vertikal, kepolisian, TNI, ASDP, Pelindo, hingga BMKG dilakukan secara intens,” ujar Bambang.

Berdasarkan evaluasi Nataru tahun lalu, Lampung mencatat total pergerakan 839.685 penumpang atau meningkat 15,65 persen dibanding periode sebelumnya. Untuk periode Nataru 2025–2026, Dishub memperkirakan kenaikan 4 persen.

Armada angkut yang tersedia 591 armada angkutan dengan total kapasitas 14.586 penumpang, termasuk AKAP, AKDP, AJDP, ASK, dan pariwisata.

Menurut Bambang, pengendalian arus penyeberangan tahun ini ada empat rute penyeberangan, yakni Bakauheni–Merak (prioritas utama), WIKA Beton–Ciwandan, BBJ Bojonegoro–Muara Pilu, dan Panjang–Ciwandan (kontinjensi).

“Kami menerapkan sistem geofencing, pembagian golongan kendaraan, dan delaying system melalui buffer zone di jalur tol maupun arteri. Ini dilakukan untuk mencegah penumpukan, terutama pada puncak arus mudik dan balik,” jelasnya.

Buffer zone yang disiagakan memiliki total kapasitas hingga 1.190 kendaraan, tersebar di Rest Area Km 20B, Km 33B, Km 49B, Km 67B, Km 87B, serta kawasan Gayam, kantor lama karantina pertanian dan RM Gunung Jati.

Di sektor udara, Bandara Radin Inten II telah memastikan kesiapan fasilitas dan jadwal penerbangan. Sementara di sektor kereta api, PT KAI menambah stamformasi gerbong, sehingga kapasitas angkutan di Stasiun Tanjung Karang meningkat menjadi 58.176 penumpang selama periode Nataru.

Terminal Rajabasa juga telah menyelesaikan ramp check terhadap 1.097 bus, dengan 307 unit dinyatakan laik jalan dan sisanya wajib perbaikan sebelum dioperasikan.

Berdasarkan pemetaan, terdapat 43 titik rawan longsor, 23 titik rawan macet, 14 titik rawan banjir, dan 21 titik rawan kecelakaan yang menjadi perhatian khusus selama arus Nataru. 

Tag
Share