Hasto Dorong BMI Lahirkan Gagasan Baru dan Tegak Lurus dengan Ideologi Bung Karno

JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menghadiri kegiatan Bersukaria Camp dan Rakernas Banteng Muda Indonesia (BMI) 2025 yang berlangsung pada 21–23 November 2025.
Pada kesempatan tersebut, Hasto menyampaikan sejumlah pesan penting kepada kader muda yang tergabung dalam organisasi sayap partai tersebut.
Hasto menegaskan bahwa anak muda BMI harus berani menghadirkan gagasan masa depan yang progresif. Ia mendorong para kader untuk tidak ragu mengambil langkah berbeda, bahkan ketika harus “melawan arus”, selama tetap berpijak pada nilai-nilai kebangsaan.
Menurut Hasto, filosofi lambang kepala banteng yang menghadap lurus ke depan menjadi simbol keberanian dan visi maju.
Ia berharap semangat itu mampu melahirkan pemikiran baru yang relevan dengan tantangan zaman, sekaligus menerjemahkan ajaran Bung Karno dalam konteks kekinian.
“Melalui Bersukaria Camp dan Rakernas BMI 2025, saya berharap lahir ide-ide segar yang mampu memajukan gerakan anak muda PDI Perjuangan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (24/11).
Hasto juga mengingatkan bahwa BMI menghadapi tantangan berat, termasuk menguatnya upaya desoekarnoisasi. Karena itu, ia menilai penting bagi kader muda untuk terus meluruskan dan menyebarluaskan nilai-nilai kerakyatan Bung Karno, terutama kepada generasi milenial dan Gen Z.
“BMI harus merumuskan gagasan baru dengan memanfaatkan dunia digital untuk menghadapi tantangan tersebut,” tegasnya.
Ketua Umum BMI Mochammad Herviano atau Vino menyebut kegiatan ini sekaligus menjadi ajang konsolidasi nasional.
Ia menegaskan pentingnya menyeragamkan pola gerak organisasi dalam menjalankan rekomendasi Kongres VI PDI Perjuangan, terutama menjelang Pemilu 2029.
Vino mengatakan pemilih muda akan mendominasi pada pemilu mendatang. Karena itu, BMI menargetkan penguatan rekrutmen dan kerja-kerja nyata agar kelompok pemilih tersebut semakin dekat dengan PDI Perjuangan.
“Pesan Ibu Megawati kepada kami jelas: kader muda harus memiliki fighting spirit. Semangat itu yang akan terus kami jaga,” ujarnya.
Sementara itu, Bendahara Umum DPP BMI yang juga anggota DPR, Kaisar Kiasa Kasih Said Putra, menegaskan bahwa rangkaian kegiatan ini menjadi bukti konsistensi gerakan BMI untuk tetap berpihak kepada masyarakat kecil.
“Banteng Muda Indonesia adalah bantengnya wong cilik, wong sandal jepit, karena PDI Perjuangan adalah partai wong cilik,” katanya.
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa konferensi daerah (konferda) merupakan ruang konsolidasi sekaligus forum penetapan sikap politik resmi partai terhadap dinamika yang terjadi di tiap daerah.
Hal itu disampaikan Hasto saat memantau persiapan Konferda PDIP Jawa Barat di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (7/11).
Menurut Hasto, konferda menjadi bagian dari rangkaian konsolidasi partai setelah kongres. Melalui forum ini, kader di daerah akan mendapatkan panduan dan arahan politik yang jelas.
“Dalam setiap konferda, selalu ada sikap politik yang diputuskan partai untuk menjawab persoalan di daerah,” ujarnya.
Hasto juga menekankan pentingnya keberpihakan partai terhadap kepentingan rakyat.
“Apa pun keputusan partai, orientasinya harus kembali pada perjuangan kerakyatan,” tambahnya.
Konferda Jawa Barat menjadi perhatian karena dihadiri oleh Jeje Wiradinata, mantan Bupati Pangandaran yang masuk dalam proses fit and proper test sebagai calon Ketua DPD PDIP Jawa Barat yang baru.
Selama masa kepemimpinannya di Pangandaran, laporan keuangan pemerintah daerah tersebut menerima opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari BPK selama tiga tahun berturut-turut (2022–2024). Jeje juga sempat menjadi sorotan terkait tata kelola anggaran dan transparansi APBD.
Menanggapi isu tersebut, Juru Bicara PDIP Guntur Romli menyatakan masih akan mempelajari persoalan yang melibatkan Jeje.
“Saya belum mengetahui secara detail, nanti akan saya cek kembali,” kata Guntur. (jpn/c1/abd)